Find Us On Social Media :

Diiming-Imingi Penerbangan Langsung dari Tel Aviv ke Mekkah, Nyatanya Ribuan Rakyat Israel Tetap Ingin Netanyahu Mundur Bahkan Sampai Berharap Ia Kalah di Pemilu Israel Besok

By Maymunah Nasution, Minggu, 21 Maret 2021 | 15:51 WIB

Ribuan pengunjuk rasa yang menyerukan agar PM Israel Benjamin Netanyahu mundur meskipun Netanyahu iming-imingi normalisasi dengan Arab Saudi dan sesumbar vaksinasi Israel telah berhasil

Intisari-online.com - Pemilihan umum (pemilu) Israel sudah di depan mata.

Perdana menteri petahana Benjamin Netanyahu pun mempromosikan dirinya agar kembali menjabat posisi itu.

Dikutip dari The Jerusalem Post, Netanyahu bahkan janjikan penerbangan langsung ke Arab Saudi jika ia menang pemilu Selasa besok itu.

"Aku akan buatkan penerbangan langsung dari Tel Aviv ke Mekkah," ujar Netanyahu dalam wawancara dengan wartawan Ayala Hasson dari saluran TV Channel 13.

Baca Juga: Militer Israel Ciptakan Robot Ular sebagai Mata-mata yang Dilengkapi dengan Kamera untuk Mengirim Video ke Tentara IDF Melalui Perangkat Canggih Ini

Bagi pengamat, pernyataan tersebut menjadi petunjuk pencapaian normalisasi Arab Saudi-Israel.

Ketakutan telah selalu muncul sejak tahun terakhir administrasi Trump, jika normalisasi akan terjadi di bawah perjanjian Abraham Accords.

Melalui perjanjian ini Israel bisa menormalkan hubungan dengan 4 negara Arab.

Namun hubungan normalisasi dengan Arab Saudi tidak pernah terjadi.

Baca Juga: Bakar Emosi Umat Islam Seantero Dunia, Terbongkar Alasan Maroko 'Jual' Palestina, 'Hanya' Demi Wilayah Gersang yang Paling Jarang Dihuni Manusia Ini

Meski begitu, Arab Saudi akhirnya memberikan penerbangan untuk Israel ke negaranya, sebuah hal yang dulunya tidak diberikan ke negara Yahudi tersebut dulunya.

Dalam wawancara itu, Netanyahu menyebut-nyebut empat perjanjian dan menjanjikan jika 4 kesepakatan lagi akan disepakati.

Hal itu juga sudah ia janjikan minggu lalu.

Ia menampik kritik gagalnya pertemuan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Baca Juga: Setelah Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Tiba-tiba Pangkas Drastis Bantuan ke Palestina Rp726,7 Miliar pada 2020, Ada Apa?

Awalnya Netanyahu dijadwalkan terbang ke Uni Emirat Arab untuk pertemuan itu.

Namun hal itu dibatalkan karena kesemrawutan diplomasi dengan Yordania.

Akibat dari kegagalan itu, Amman tidak akan membiarkan pesawat dari UEA meninggalkan Amman ke Tel Aviv untuk menjemput Netanyahu.

UEA kemudian menolak upaya menjadwalkan ulang kunjungan itu, sambil menjelaskan mereka tidak ingin menjadi bagian dari kampanye petahana Netanyahu.

Baca Juga: Sudah Normalisasi Hubungan dengan Israel Demi Jet Tempur F-35, UEA Kecewa Berat Biden Bekukan Penjualan Senjata ke Negaranya dan Arab Saudi

Ada desas-desus jika Netanyahu berhasil ke UEA, ia akan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Saat ditekan oleh Hasson mengenai apakah ikatan dengan UEA begitu bermasalah, Netanyahu mengatakan, "hubungan dengan UEA sangatlah kuat," dan merujuk keinginan UEA menginvestasikan 40 miliar Shekel Israel ke Israel.

Netanyahu juga menyebut-nyebut hubungan dekatnya dengan Joe Biden dan Vladimir Putin.

Hubungan dengan Putin disebutnya penting saat memastikan kemampuan Angkatan Udara Israel beroperasi di Suriah sehingga bisa menyerang target terkait dengan Iran dan mencegah Teheran menguatkan kekuasaan di negara itu.

Baca Juga: Setelah Hubungan Diplomatik Pulih, PM Israel Netanyahu Bakal Kunjungi UEA untuk Pertama Kalinya, Ada Urusan Apa?

Saat ditanya mengenai dampak ketegangan AS-Rusia dalam hubungannya dengan dua negara, ia mengatakan tahu bagaimana tetap berada di jalur dalam kedua kasus.

Protes masyarakat

Namun, meskipun Netanyahu menjanjikan normalisasi dengan Arab Saudi, tidak sedikit yang ingin dia hengkang dari kantor perdana menteri.

Mengutip The Guardian, ribuan warga Israel berdemo di luar kediaman resmi Netanyahu.

Baca Juga: Ketakutan Setengah Mati, Benjamin Netanyahu Langsung Telepon Joe Biden Pas Dengar Ancaman Iran, Terungkap Isi Pembicaraan dan Hal yang Ditakutkan Israel Jika Amerika-Iran 'Berdamai'

Para pengunjuk rasa itu menuntut pengusiran lebih awal sebelum pemilu parlemen.

Demo mingguan terhadap Netanyahu telah berjalan selama 9 bulan, tapi demo sempat berhenti karena musim dingin dan setelah hasil pemilu awal diumumkan Desember kemarin, demo Sabtu malam di pusat Yerusalem merupakan demo terbesar selama berbulan-bulan lamanya.

Akar dari protes ini adalah karena semua yakin Netanyahu tidak bisa bekerja sebagai perdana menteri saat ia sedang menghadapi sidang atas berbagai tuntutan korupsi.

Banyak yang juga keberatan dengan upayanya melawan krisis virus Corona.

Baca Juga: Benarkah Vaksin Akan Membebaskan Kita dari Pandemi Covid-19? Terungkap Beginilah Situasi Negara Pertama di Dunia yang Sudah Vaksinasi Nyaris Semua Penduduknya

Poling opini telah meramalkan persaingan ketat Selasa besok.

Netanyahu dan sekutu religius dan nasionalisnya disebut akan kesulitan mengamankan suara mayoritas di 120 anggota parlemen Israel atau Knesset.

Jika poling itu benar, Israel akan menghadapi berminggu-minggu diskusi tidak resmi dan kemungkinan pemilu kelima berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya hanya dalam dua tahun.

Netanyahu mengandalkan program vaksinasinya untuk mengantarkannya ke kemenangan.

Baca Juga: Serang 10.000 Tentara Mesir, Trio Pilot Israel dan Satu Marinir AS Menang Meski 'Tidak Punya Apa-apa,' Lenart Bocorkan Senjata Rahasia Saat Itu Sebenarnya

Disebutkan tiga perempat populasi dewasa Israel telah divaksinasi dalam 3 bulan terakhir, dan ekonomi telah dibuka kembali dalam minggu-minggu terakhir ini.

Namun lebih dari 6000 warga Israel telah meninggal dari Covid-19, ekonomi telah hancur karena lockdown berulang kali dan jumlah pengangguran mencapai puluhan ribu.

Banyak para pengunjuk rasa itu telah kehilangan pekerjaannya atau bisnisnya bangkrut.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini