Find Us On Social Media :

Lain Kepercayaan Penampakan Lintang Kemukus sebagai Pertanda Pagebluk, Ramalan Jangka Jaya Baya Era Kasunanan Mataram Justru Sebaliknya, Pertanda Zaman Emas?

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 19 Maret 2021 | 13:21 WIB

Lintang Kemukus dan Jayabaya

Intisari-Online.com - Penyebaran Covid-19 ke seluruh dunia menimbulkan derita manusia.

Mereka yang sakit dan sehat sama-sama menanggung bencana.

Di tengah ketidakberdayaan, manusia mencari pegangan untuk memberikan rasa aman.

Tahun lalu, pada Sabtu (10/10/2020) malam, beberapa warga di Tuban Jawa Timurmelihat cahaya merah terang membentuk garis vertikal tegak lurus.

Baca Juga: Penemuan Sisa-sisa Perang Dunia II yang Menakjubkan, dari Kapal Selam Jepang Terbesar Hingga Pesan Tak Terpecahkan yang Dibawa Merpati Pos Inggris

Banyak orang meyakini ini adalah lintang kemukus dan mengaitkannya dengan berbagai kepercayaan, khususnya pertanda buruk seperti akan ada pagebluk, bencana alam, dan lain sebagainya.

Namun selain tanda adanya wabah penyakit pada manusia, lintang kemukus juga memberi pertanda ada wabah penyakit yang akan menyerang hewan.

Ada pertanda kalau kerbau dan sapi banyak yang mati.

Hal itu disebut aratan.

Baca Juga: Sempat Menghilang Bak Ditelan Bumi, Ternyata ISIS Diam-diam Gunakan Trik Kotor Ini Untuk Sebarkan Ujaran Kebencian, Negara Barat Langsung Ketar-ketir

Ini terjadi apabila lintang kemukus muncul di arah barat daya dan di barat laut.

Lintas Kemukus Tanda Datangnya Zaman Emas

Dalam ramalan jangka Jaya Baya era kasunanan Mataram, justru bisa sebaliknya.

Lintang kemukus menjadi sinyal hadirnya zaman emas. Zaman yang membuat orang-orang bahagia.

Baca Juga: Serang 10.000 Tentara Mesir, Trio Pilot Israel dan Satu Marinir AS Menang Meski 'Tidak Punya Apa-apa,' Lenart Bocorkan Senjata Rahasia Saat Itu Sebenarnya

”Sadurunge ana tetenger lintang kemukus, saka arah kidul wetan, lawase pitung wengi, parak esuk bener ilange, bethara Surya jumedhul bebarengan zaman sengsara am-mungkur prihatine, iku tandhane Bathara Indra tumurun mbebantu titah”.

Artinya, sebelumnya ada tanda-tanda gaib berupa lintang kemukus dari arah tenggara, selama tujuh malam, yang hilang di pagi hari ketika sang surya datang, maka kesengsaraan manusia akan berakhir pada waktu Batara Indra datang membantu”.

"Lampor” juga merupakan keyakinan lokal, yang tidak secara langsung bicara tentang penyakit tapi ada dampak yang berhubungan dengan penyakit.

Orang Jawa percaya kemungkinan mereka sakit bergantung pada kualitas hubunganya dengan lingkungan.

Baca Juga: China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?

Mereka yakin bahwa manusia adalah bagian tak terpisahkan dari suatu tatanan kosmis.

Dalam penelitiannya Denys Lombard menemukan ritual-ritual yang banyak dilakukan di pedesaan, banyak dilakuan demi menjaga keserasian semesta.

Antara desa dan kosmos harus seimbang agar kehidupan tak bergoyang.

Wabah penyakit yang menimpa manusia ataupun binatang adalah pertanda tentang adanya kekacauan di mikrokosmos.

Adapun kemunculan lintang kemukus merupakan pertanda adanya krisis pada makrokosmosnya.

Baca Juga: Situasinya Makin Genting, Militer Amerika Sampai Kerahkan Puluhan Pesawat Pembom dan Kapal Selam Nuklir Menuju Laut China Selatan, Akankah Perang dengan China Dimulai?

(*)