Find Us On Social Media :

Pengaruhi 80%, Ini Penyebab Penyakit Refluks Gastroesofagus Saat Hamil

By Mentari DP, Minggu, 14 Maret 2021 | 19:30 WIB

Penyebab penyakit refluks gastroesofagus saat hamil.

Intisari-Online.com - Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) bisa mengenai siapa saja.

Termasuk wanita hamil.

Melansir Health Line, gejala utama penyakit refluks gastroesofagus adalah heartburn, yaitu sensasi terbakar di bagian tengah dada.

Baca Juga: 5 Cara Agar Penyakit Refluks Gastroesofagus Tak Kambuh di Malam Hari

Kondisi ini mungkin menyertai perasaan berat atau penuh di dada maupun perut.

Ibu hamil lebih mungkin mengalami heartburn saat:

- Setelah makan atau minum

- Saat berbaring

- Saat membungkuk

Heartburn dapat menyerang siapa saja kapan saja, tetapi ini memang sangat umum terjadi selama kehamilan.

Gejala potensial refluks asam lambung lainnya termasuk:

- Rasa pahit di mulut

- Sakit tenggorokan

- Batuk

Baca Juga: 5 Makanan Sehat yang Dapat Meredakan Penyakit Refluks Gastroesofagus

- Kembung

- Bersendawa

- Mual-

- Muntah

Penyebab penyakit refluks gastroesofagus saat hamil

Melansir Medical News Today, berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Canadian Family Physician pada 2010, penyakit refluks gastroesofagus mempengaruhi sekitar 80 persen kehamilan.

Heartburn dapat terjadi pada semua tahap kehamilan, tetapi paling sering terjadi selama trimester kedua dan trimester ketiga.

Para peneliti tidak sepenuhnya memahami mengapa penyakit refluks gastroesofagus dimulai atau memburuk di kemudian hari selama kehamilan. 

Inilah penyebab penyakit refluks gastroesofagus saat hamil:

1. Perubahan hormonal

Selama kehamilan, seorang wanita menghasilkan peningkatan jumlah hormon progesteron.

Hormon ini bertanggung jawab untuk merelaksasikan jaringan otot polos di seluruh tubuh.

Ini berperan penting dalam merelaksasikan rahim sehingga dapat meregang dan tumbuh seiring perkembangan janin.

Baca Juga: Catat, Ini 4 Cara Meredakan Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus

 

Namun, progesteron juga dapat mengendurkan otot sfingter yang menghubungkan esofagus ke lambung.

Sfingter memungkinkan makanan masuk ke lambung sekaligus mencegah makanan dan asam lambung bocor ke kerongkongan.

Progesteron melonggarkan sfingter, memungkinkan asam lambung untuk mengalir kembali ke kerongkongan.

2. Meningkatnya tekanan pada perut

Pada tahap akhir kehamilan, pertumbuhan rahim dan janin memberikan tekanan yang meningkat pada perut.

Tekanan ini dapat menyebabkan asam keluar dari lambung dan naik ke kerongkongan.

Kebocoran ini lebih mungkin terjadi setelah makan saat perut sudah kenyang. 

3. Pencernaan melambat

Berkat progesteron, isi perut menjadi bertahan lebih lama dari biasanya.

Saat pencernaan melambat dan perut tetap kenyang lebih lama ini, kemungkinan heartburn meningkat.(kompas.com)

Baca Juga: Sering Keliru, Ini Bedanya Penyakit Refluks Gastroesofagus dengan Maag