Find Us On Social Media :

Congkak Karena Tak Takut dengan Negara Manapun, Pemimpin China Xi Jinping Disebut Salah Besar Karena Terlalu Menyepelekan Musuh hingga Dijuluki Ahli Strategi Terburuk

By Mentari DP, Sabtu, 13 Maret 2021 | 16:30 WIB

Presiden China, Xi Jinping.

Intisari-Online.com - Selama beberapa bulan terakhir, sebagian besar tetangga China, seperti India dan Taiwan, berupaya menahan dan melawan dominasi China.

Kedua negara itu bergabung dengan Australia dan Amerika Serikat (AS), serta negara barat lainnya.

Ketika China diserang berbagai negara, Presiden China Xi Jinping pun mendapat banyak nasihat.

Baca Juga: Ramai Bicarakan Ghosting, Ternyata Efeknya Lebih Mengerikan daripada Putus Cinta, 'Saya Merasa Tidak Dihormati, Tidak Berarti, dan Dibuang'

Nasihat-nasihat itu datang dari para pendahulunya.

"Namun Presiden Xi tidak mendengarkan nasihat-nasihat itu," kata mantan Menteri Luar Negeri Sir Malcolm Rifkind seperti dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (13/3/2021).

Bahkan Sir Malcolm mengatakan pemimpin Komunis itu adalah ahli strategi yang buruk yang menyebabkan kerugian besar bagi kepentingan China.

"Xi cukup kuat untuk memastikan bahwa dia dapat mencapai keuntungan jangka pendek."

"Tapi dia adalah ahli strategi yang buruk dan menyebabkan kerugian besar bagi kepentingan jangka panjang China."

"Banyak orang di China, termasuk di Partai Komunis, dan mungkin beberapa lainnya, pasti bertanya-tanya."

Baca Juga: Sok-sokan Bela Negara Asia Tenggara hingga Tantang China di Laut China Selatan, Jenderal Amerika Ini Malah Bocorkan Sendiri Kebobrokan Militernya, 'China Sangat Kuat'

"Bagaimana mungkin China bisa menghadang negara-negara kuat lainnya jika mereka bersatu?"

"Bagaimana bisa China mampu melawan Jepang, AS, Austrasia, India, hingga negara-negara Asia Tenggara jika semua musuhnya bersatu"

Sir Malcolm melanjutkan dengan mengatakan serangan itu tidak baik bagi masa depan China.

Lalu dia membandingkan Presiden Xi dengan pendahulunya Deng Xiaoping.

Deng Xiaoping yang memerintah China selama 40 tahun lalu, selalu memperingatkan penerusnya untuk tidak mencampuri urusan dan menindas tetangga mereka.

Tapi Sir Malcolm mengatakan Xi mengabaikan nasihat itu.

Bahkan Beijing terus menegaskan dominasinya di Laut China Selatan dan sengketa perbatasan dengan India.

"Xi mengabaikan nasihat itu."

"Dengan melakukan itu, maka dia mengancam dan merusak masa depan negaranya sendiri."

"Dia mungkin juga merusak dirinya sendiri."

"Padahal itutu bukan sikap kenegarawanan tapi adalah keangkuhan."

Baca Juga: Inilah 6 Cara Menangani Penyakit Refluks Gastroesofagus Tanpa Obat

Komentar Sir Malcolm muncul setelah pemerintah China menyetujui proposal Presiden Xi bahwa pemerintahlah yang akan memutuskan siapa yang dapat mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif Hong Kong.

Selama beberapa bulan terakhir, telah terjadi beberapa bentrokan antara pasukan China dan India di perbatasan Himalaya.

Tahun lalu, ketegangan antara Beijing dan New Delhi mencapai puncak dan menandai pertengkaran berdarah pertama dalam 45 tahun.

Presiden Xi juga menyerang Jepang dengan mengirim kapal China yang dipersenjatai dengan meriam ke perairan Jepang.

Beijing juga mengirim dua kapal ke Laut China Timur dekat kepulauan Senkaku dalam upaya untuk menegaskan dominasi dan klaim teritorialnya.

Puncaknya, China juga meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan yang membuat AS maju menyerang.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantakkan Jakarta Dalam Sekejap Jika Diluncurkan dari Sorong, Inilah Tu-95МS, Pesawat Pembom Andalan Rusia yang Bawa 14 Rudal Jelajah Berhulu Ledak Nuklir