Penulis
Intisari-Online.com - Konflik Indonesia-Belanda diwarnai serangan militer oleh Belanda yang dikenal sebagai Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
Selepas dilakukannya Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, Presiden Soekarno dan para Tokoh Bangsa Indonesia lainnya diasingkan oleh Belanda ke daerah-daerah terpencil.
Itu dilakukan untuk membuat mereka terisolir dari pergaulan dunia internasional.
Ada beberapa tempat yang menjadi tempat pengasingan. Mereka tidak dijadikan satu tempat, melainkan disebar ke beberapa lokasi berbeda.
Beberapa di antaranya juga diasingkan bergantian dengan menggunakan lokasi yang sama.
Berikut ini 3 tempat pengasingan Bung Karno, masing-masing diiringi dengan kisah uniknya:
1. Pengasingan Berastagi, Karo, Sumatra Utara.
Lokasi pertama yang menjadi tempat pengasingan Bung Karno adalah Berastagi, Karo, Sumatera Utara.
Rumah pengasingan di Berastagi sendiri ditempati Soekarno mulai 22 Desember 1948, selama 12 hari.
Bangunannya berukuran 10 x 20 meter bergaya Eropa, dan belum pernah sama sekali mendapat sentuhan pembongkaran atau perbaikan untuk menambah dekorasi interior dan eksterior rumah, dikutip dari Tribunnews.
Rumah itu dibangun pada 1719, menggunakan kayu jati asli sehingga kuat dan tahan sampai sekarang.
Menurut pengelolanya, Sumpeno, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hanya memberikan sentuhan warna putih setiap dua tahun sekali, dan perbaikan jendela jika ada yang pecah.
Selain itu, rumah tersebut masih sama seperti pertama kali ditempati presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Pengasingan Berastagi menyimpan cerita mistis 'Pohon Bung karno'.
Bung Karno, dikenal tak hanya sebagai politikus cum budayawan berkaliber, tapi juga penyayang tanaman.
Ketika diasingkan di berbagai daerah, Bung Karno selalu memiliki tanaman kesayangan yang diurusnya sendiri.
Meski hanya diasingkan selama 12 hari, Soekarno meninggalkan kenang-kenangan berupa pohon cemara kipas. Pohon ini menyerupai bentuk batang pohon beringin, dan berdaun seperti cemara.
Pohon itu kini tumbuh paling besar dan rimbun di antara pohon lain. Daunnya hijau dengan ranting-ranting yang panjang. Penduduk sekitar menyebutnya sebagai 'pohon Soekarno'.
Menurut Sumpeno, ada sebanyak dua pohon bersejarah di kawasan tersebut yang hingga kini masih kokoh berdiri di pekarangan sekitar 2 hektar tersebut.
Lainnya adalah pohon kertas, atau yang juga disebut pohon 'Bougenville' dalam bahasa Belandanya.
Menurut Sumpeno, Konon, ada cerita mistis yang tidak dipercaya penduduk, yakni pohon itu memiliki penjaga mahkluk halusnya. Sumpeno mengatakan, terkait hal ini, ia antara percaya dan tidak.
"Kita sih percaya gak percaya, tapi setiap pohon tua kan memang ada penjaganya. Pohon ini menjadi spesial karena ditanam oleh Pak Soekarno," katanya.
Bahkan, ia mengungkapkan banyak orang datang dengan menawarkan diri untuk melakukan ritual membersihkan mahkluk jahat dari pohon dan rumah pengasingan Soekarno. Namun, selama ini permintaan seperti itu mereka tolak.
2. Pengasingan Parapat, Sumatra Utara.
Kota Parapat di tepian Danau Toba merupakan lokasi pengasingan Bung Karno setelah Berastagi.
Di tempat ini ada kisah bagaimana cerdiknya Bung Karno untuk berkomunikasi dengan para gerliyawan.
Meski mendapat pengawasan sangat ketat dari tentara Belanda, namun, Bung Karno tak kehabisan akal untuk berkomunikasi dengan para pejuang gerilyawan.
Saat itu, pengawasan juga dilakukan pada kedua pegawainya yang ada di rumah tersebut, Buka Sinaga dan Sitindaon.
Informasi kepada gerilyawan disampaikan melalui makanan dan sayur-sayuran.
Misalnya, Bung Karno membersihkan tulang paha ayam agar bisa menyelipkan surat di bagian dalam tulang tersebut.
Setelah itu, Bung Karno memberitahukan kepada Sitindaon dan Buka Sinaga, untuk menyampaikan surat yang di dalam tulang ayam tersebut kepada gerilyawan Indonesia.
Atau ketika Presiden Sukarno jalan-jalan di luar rumah. Ia meminta tolong kepada Buka Sinaga untuk dibawakan sayur kangkung.
Dari batang kangkung itulah Soekarno memasukkan surat untuk diberikan kepada gerilyawan Indonesia. Hingga, informasi sampai kepada TNI, kemudian diutus pasukan untuk menjemput Bung Karno di Parapat.
Meski pada akhirnya gerakan TNI ditahan oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir, dengan alasan mau dipindahkan ke Bangka, namun cara Bung Karno berkomunikasi dengan gerilyawan menjadi kisah unik tersendiri dari masa pengasingannya.
3. Pesanggrahan Menumbing, Muntok, Bangka Barat.
Pesanggrahan Menumbing kini telah menjadi museum yang memperlihatkan benda-benda bersejarah. Ini adalah lokasi ketiga tempat Bung Karno diasingkan buntut konflik Indonesia-Belanda.
Dari Parapat, Bung Karno dipindahkan ke Muntok Pulau Bangka, tepatnya di Pesanggraghan Menumbing menyusul Bung Hatta yang sudah lebih dulu diasingkan ke sana.
Enam bulan berada di pengasingan Muntok, rupanya ada peninggalan unik Bung Karno di tempat ini, yaitu surat cintanya untuk sang istri, Fatmawati.
Surat itu melampirkan gambar foto Bung Karno, sehari setelah diasingkan di Muntok.
"Fat, ini adalah gambar mas pada waktu sehari di Muntok. Kurus ataukah gemuk?. Mas. Soekarno".
Begitulah bunyi surat Bung Karno kepada Fatmawati dari pengasingan Muntok.
Selain surat cinta Soekarno kepada Fatmawati, melansir Kompas.com, di Pesanggerahan Menumbing ini pelbagai barang peninggalan tokoh bangsa masih bisa ditemukan.
Seperti berbagai foto, satu unit mobil Ford bernopol BN-10, hingga perabotan yang dulu pernah digunakan untuk menerima tamu-tamu penting.
Itulah 3 tempat pengasingan Bung Karno saat terjadi konflik Indonesia-Belanda, Soekarno dan Hatta kemudian dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, setelah ditandatangani perjanjian Roem-Royen.
Sementara pengakuan kedaulatan oleh Belanda dilakukan pada 27 Desember 1949, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB).
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini