Intisari-Online.com - Julukan sebagai 'Bapak Revolusi yang Sunyi' rasanya tergambarkan saat dirinya menolak permintaan Soekarno untuk membacakan teks proklamasi.
Padahal, sangat jelas bahwa tawaran tersebut membuka lebar peluang Tan Malaka untuk menjadi pemimpin negeri ini.
Seperti yang diperoleh oleh Soekarno dan Mohammad Hatta yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia selepas pembacaan proklamasi Indonesia.
Alasan Tan Malakan untuk tidak membacakan teks proklamasi pun dianggap sangat negarawan, yang mungkin akan sulit ditemui dalam situsi seperti saat ini.
Sosok Tan Malaka memang seolah menjadi misteri tersendiri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dia menjadi konseptor pertama tentang Republik Indonesia, namun, di sisi lain, dirinya seolah 'makhluk gaib' yang sangat sulit ditemui.
Kerap kali dirinya hadir secara diam-diam dalam acara penting jelang kemerdekaan, namun menggunakan nama samaran.
Padahal, Sutan Sjahrir lebih memilih Tan Malaka yang membacakan teks proklamasi, bukan Soekarno.
KOMENTAR