Find Us On Social Media :

Pantas Satu per Satu Warganya Tewas di Tangan Militernya Sendiri, Sejatinya Kekuatan Militer Myanmar Memang Tangguh, tapi Sayang Kerap Disalahgunakan

By Mentari DP, Minggu, 7 Maret 2021 | 07:30 WIB

Kudeta militer Myanmar.

Intisari-Online.com - Sejak 1 Februari 2021, Myanmar telah jatuh ke dalam kudeta militer.

Selama sebulan terakhir, terjadi kericuhan besar-besaran di negara Asia Tenggara itu.

Hal itu bermula ketika Pemimpin National League for Democracy (NLD) Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap pihak militer.

Baca Juga: Awalnya Damai, Mendadak Kudeta Militer Myanmar Jadi Hari Paling Mematikan, Polisi Tembaki Warganya Sendiri hingga Tewas, Bikin PBB dan Amerika Langsung Bertindak

Padahal nama Aung San Suu Kyi begitu besar di Myanmar.

Dan putri Jenderal Aung San, yang dipandang sebagai tokoh kemerdekaan Myanmar.

Bahkan secara teknis, wanita 75 tahun itu bukan presiden negara itu.

Tetapi dia secara luas dipandang sebagai pemimpin 'de facto' Myanmar, menurut BBC.

Karena Aung San Suu Kyi ditangkap, maka militer menjalankan kontrol sesuai dengan konten yang ditentukan dalam Konstitusi.

 

Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing langsung berkuasa.

Dilaporkan penangkapan Min Aung Hlaing dikarenakan ketidakpedulian pemerintah sipil terhadap tuduhan kecurangan pemilu dan bahwa pemilu berlanjut selama pandemi Covid-19.

Alhasil kini kudeta militer semakin menjadi-jadi. Bahkan warga sipil menjadi korban.

Baca Juga: Pemerintahan Myanmar Dijatuhkan hingga Dibekukan oleh Pasukan Militernya Sendiri, Aung San Suu Kyi Ternyata Sudah Bolak-balik Jadi Tahanan Rumah Selama 15 Tahun