Parah! 247 Tentara PBB Jadi Korban, Diiming-Imingi Vaksin Covid-19 dengan Bayar Rp300 Ribu, Ternyata Hanya Disuntik dengan Air Biasa, Baru Terkuak Gara-Gara Hal Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Foto, UN Military Army

Intisari-online.com - Virus corona adalah masalah besar yang dihadapi dunia saat ini.

Oleh sebab itu, vaksin adalah salah satu jalan keluar yang bisa jadi solusi masalah ini.

Namun, perkara vaksin ternyata dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab, dan tak tanggung-tanggung tentara PBB yang jadi korbannnya.

Militer Thailand menginformasikan seorang dokter militer menyuntikkan vaksin Covid-19 palsu, kepada tentara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sudan Selatan.

Baca Juga: Awalnya Damai, Mendadak Kudeta Militer Myanmar Jadi Hari Paling Mematikan, Polisi Tembaki Warganya Sendiri hingga Tewas, Bikin PBB dan Amerika Langsung Bertindak

Dilansir The Straits News, vaksin palsu itu berupa cairan air biasa.

Dokter tersebut mengatakan kepada tentara PBB bahwa dia menyuntikkan vaksin flu.

Di mana vaksin tersebut, kata dokter tersebut, bisa melindungi dari paparan Covid-19, demikian penjelasan komandan militer Chalermpol Srisawat.

Sedikitnya ada 273 tentara yang diinjeksi menggunakan vaksin abal-abal.

Baca Juga: 'Pengkhianat Junta Militer', Dubes Myanmar untuk PBB Dipecat, Bersumpah Terus Perangi Kudeta

Bahkan mereka dimintai tarif seharga USD 20 atau sekira Rp 285.000.

Penipuan terungkap saat seorang tentara mengaku curiga dengan vaksin tersebut.

Sebab botolnya tidak memiliki label apapun.

Kemudian, tentara itu melapor kepada atasan dan terungkap bahwa botol vaksin itu berisi air biasa.

Perwakilan medis PBB meminta pejabat Tentara Angkatan Darat Thailand, untuk memulangkan dokter itu ke Thailand.

Pihaknya juga meminta agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Dokter itu sudah kembali ke Thailand dan malah lari dari tugasnya.

Baca Juga: Komisi Tiga Negara, Badan Bentukan PBB yang Khusus Selesaikan Konflik Indonesia-Belanda, Apa yang Dihasilkan?

Alhasil dia dipecat dari militer dan izin medisnya dicabut.

Jenderal Chalermpol menegaskan bahwa insiden itu tidak akan mempengaruhi kepercayaan PBB terhadap militer Thailand.

Penipuan vaksin itu terungkap dari laporan Transparency International berjudul: The Unspoken Covid-19 Vaccine Challenges - Distribution and Corruption.

Di dalam laporan itu disebutkan, ada dokter militer yang bertugas di rumah sakit lapangan di Sudan Selatan melakukan penipuan.

Dokter itu bertugas sejak Desember 2019 hingga Desember 2020.

Dia diskors dari tugas militer dan sedang menunggu penyelidikan atas dugaan penipuan.

Baca Juga: Keterlaluan, Malaysia Diam-diam Bikin Kesepakatan dengan Militer Malaysia untuk Lakukan Hal Ini, AS dan PBB Sampai Khawatir

Vaksin Palsu di China

Pada awal Februari lalu, polisi China juga mengungkap sindikat penjualan vaksin palsu.

Menurut laporan CNA pada 2 Februari 2021, polisi Tiongkok menangkap lebih dari 80 orang terkait sindikat penjualan vaksin Covid-19 palsu.

Dari tangan mereka, polisi menyita 3.000 dosis vaksin corona tiruan.

Polisi menemukan bahwa jaringan vaksin palsu ini telah meraup keuntungan yang besar sejak September.

Vaksin palsu dibuat dengan cara menyuntikkan larutan garam (saline solution) ke dalam jarum suntik.

"(Mereka) telah meraup untung besar dengan memasukkan larutan garam (saline solution) ke dalam injektor untuk memproses dan membuat vaksin corona palsu, dan menjualnya dengan harga lebih tinggi," bunyi laporan, dikutip dari CNN.

Para tersangka ini diduga bermaksud mengirim vaksin abal-abal ke luar negeri, menurut surat kabar Global Times mengutip sumber dari produsen vaksin utama di China.

Polisi melakukan operasi pengungkapan jaringan vaksin palsu di sejumlah lokasi di Daratan China.

Beberapa diantaranya yakni Beijing, Shanghai, dan provinsi timur Shandong.

Source: Tribunnews

Artikel Terkait