Penulis
Intisari-online.com -Meskipun Donald Trump menghasilkan banyak kebijakan yang kontroversial, nyatanya Amerika Serikat tidak sepenuhnya menolak aksi-aksinya.
Beberapa kebijakannya dianggap benar-benar membantu Amerika Serikat.
Salah satu yang paling nyata adalah kebijakan memboikot perusahaan China.
Hal ini terbukti dengan daftar hitam perusahaan China masih saja menjadi panduan AS.
Termasuk panduan adalah panduan dalam acuan menjadi mitra dagang perusahaan AS atau tidak.
Boikot perusahaan China ini awalnya berasal dari perang dagang yang dimulai sudah sejak 2019 lalu.
Kini, ada satu lagi perusahaan China masuk ke dalam daftar hitam ini.
Bursa Efek New York, The New York Stock Exchange (NYSE) Jumat kemarin memutuskan memulai penghapusan pencatatan (delisting) secara resmi terhadap saham raksasa minyak China, CNOOC Ltd.
Larangan berinvestasi pada CNOOC akan mulai berlaku pada 9 Maret, 60 hari setelah perusahaan itu ditambahkan ke daftar larangan investasi AS, yang berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan pada 27 Januari lalu.
Namun, bursa tidak mengungkapkan tanggal target penyelesaian delisting dari saham CNOOC tersebut.
Tahun lalu, pemerintahan Trump telah bergerak melawan perusahaan China tertentu, yang menurut Washington dimiliki atau dikendalikan oleh militer China.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Beijing.
NYSE mengatakan, CNOOC memiliki hak untuk mengajukan banding atas keputusan penghapusan tersebut.
Otoritas bursa akan menerima banding apa pun yang dilakukan sesuai dengan penerapannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, yang akan diajukan setelah menyelesaikan semua prosedur.
Mengutip Reuters, hingga berita ini diturunkan, CNOOC tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Kebijakan Trump dipakai Biden
Rupanya ada alasan mengapa kebijakan yang lahir dari ide Trump ini masih tumbuh saat ini.
Mengutip Financial Times, dulunya Trump menetapkan tenggat waktu sampai 28 Januari agar larangan itu mulai berdampak, tapi Biden mendorong tenggat waktunya sampai 27 Mei.
NYSE mulai melarang CNOOC setelah administrasi Biden mengevaluasi sejumlah aksi asertif yang dilakukan Trump terhadap China terutama di tahun terakhirnya.
Departemen perdagangan tahun lalu menaruh CNOOC dalam daftar hitam terpisah, disebut "daftar entitas" yang membuat perusahaan AS kesulitan menjual produk dan teknologinya ke kelompok minyak China.
Masih belum jelas apakah administrasi Biden akan menggunakan perintah Trump tersebut.
Namun presiden dan pejabat-pejabat barunya sejauh ini telah mengadopsi sikap tegas ke China mulai dari koersi ekonomi sampai kekhawatiran aksi mereka di Hong Kong sampai terhadap muslim Uighur di Xinjiang.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, mengatakan administrasi baru sedang memeriksa sejumlah "perintah rumit terhadap China" yang diambil Trump.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini