Praktik Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Tewaskan Puluhan Warga yang Tertimbun, Jasad Para Penambang Belum Ditemukan, Tambang Ilegal di Indonesia pun Disorot Berbagai Media Asing, Bagaimana Isinya?

Maymunah Nasution

Penulis

Proses evakuasi korban longsor tambang ilegal di Sulawesi Tengah

Intisari-online.com -Tahukah Anda tentang penambangan emas tanpa izin (PETI)?

PETI adalah praktik tambang emas yang belum atau tidak kantongi izin praktik.

Baru-baru ini, ada tambang emas ilegal di Dusun Sina'a, Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, yang longsor.

Kejadian ini meninggalkan puluhan penambang tradisional diduga tertimbun longsoran.

Baca Juga: Dikira Sudah Musnah di Timur Tengah, Ternyata ISIS Masih Berulah, Tambang Minyak Negara Afrika Ini Bahkan Nyaris Jatuh ke Tangannya, Aksinya Mengerikan!

Longsor terjadi, Rabu (24/2/2021), sekitar pukul 18.30 Wita.

Humas Pencarian dan Pertolongan Palu, Fatmawati mengatakan data sementara yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, 18 orang berhasil dievakuasi.

"Dari 18 orang tersebut, 15 orang selamat, 3 orang di antaranya meninggal dunia," kata Fatmawati, dihubungi Kompas.com, Kamis (25/2/2021).

Kejadian ini pun sampai terdengar oleh media asing.

Baca Juga: Tak Seperti Warga di Desa Pemborong Mobil yang Ketiban Rezeki Nomplok dari Tambang Minyak, Justru Rakyat di Negara Ini Hidup Menderita Meski Tinggal di Atas Tanah Berlapiskan Berlian

Dikutip dari Al Jazeera, tim evakuasi di Sulawesi Tengah mencari korban yang selamat dari longsornya tambang emas tersebut.

Sejauh ini setidaknya ada 6 penambang tradisional yang meninggal dunia akibat longsor ini seperti dinyatakan tim SAR Kamis kemarin.

Tim terdiri juga dari polisi, militer dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana daerah, mereka mengirimkan mesin berat Kamis kemarin untuk membantu mencari di desa Buranga, setelah terjadinya longsor Rabu tersebut.

"Dari yang ditemukan meninggal ada seorang suami beserta istrinya," ujar Andia Sultan, kepala pelaksana SAR provinsi.

Baca Juga: Berbeda dengan Desa Sumurgeneng yang Diberi Kompensasi dari Kilang Minyak, di Negara Ini Tanah yang Mengandung Tambang Justru 'Dirampas' Negara, Pemiliknya Diusir Dengan Sedikit Kompensasi

Kecelakaan itu disebutkan secara resmi disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan struktur tanah yang tidak stabil di situs tambang ilegal tersebut.

Maraknya tambang ilegal di Indonesia

Tambang ilegal sangat marak di Indonesia, menyediakan mata pencaharian yang lemah bagi rakyat.

Penambang tradisional yang bekerja di tambang ilegal bekerja dalam kondisi berisiko tinggi, mengalami cedera parah atau kematian.

Baca Juga: Tak Seperti Warga Sumurgeneng yang Kalap Belanja Mobil dari Kompensasi Tambang, Rakyat Timor Leste Justru Tak Kunjung Kaya Meski Negaranya Bergelimang Minyak Bumi

Tanah longsor, banjir, atau runtuhnya terowongan hanyalah beberapa akibat sampingan di tambang ilegal.

Sebagian besar proses pemurnian emas ini melibatkan penggunaan merkuri dengan kadar racun yang dinggi, serta sianida.

Para pengguna tidak menggunakan pelindung sama sekali saat bekerja, membuat mereka dengan mudah terpapar racun-racun ini.

Indonesia menyumbang hampir 3 persen produksi emas dunia.

Baca Juga: Kuncian Sejarah di Balik Catatan Alkitab Tentang Tambang Salomo dan Komflik Militer Raja Daud Ditemukan di Israel

Sebagian besar datang dari tambang gunung Grasberg di provinsi Papua, dikatakan memiliki cadangan senilai 40 miliar Dollar AS dan 20 ribu pekerja.

Namun tambang-tambang kecil tanpa izin tumbuh subur di berbagai wilayah Asia dan Afrika.

Studi oleh Forum Antarpemerintah tentang Pertambangan, Mineral, Logam, dan Pembangunan Berkelanjutan temukan jumlah warga dunia terlibat dengan tambang seperti ini naik dari 30 juta di tahun 2014 menjadi lebih dari 40 juta.

Sebelumnya di tahun 1993 hanya ada 6 juta orang terlibat dengan tambang emas ilegal.

Baca Juga: Nyaris Tak Pernah Dibocorkan ke Publik, Ternyata Beginilah Cara Terselubung Donald Trump Mencoba Peras Kekayaan Indonesia Melalui Tambang Emas di Papua

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait