Parit Sepanjang 330 Meter Terlihat Membentang, Israel Dikabarkan Bangun Proyek Terbesar di Fasilitas Nuklir Rahasia

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Operasi khusus Israel

Intisari-Online.com -Rumor mengatakan bahwa Israel telah mulai membangun proyek nuklir terbesarnya dalam beberapa dekade.

Pembangunannya dilakukan di fasilitas nuklir rahasia di Pusat Program Senjata Atom Israel yang dirahasiakan.

Berdasarkan hasil survei media terhadap citra satelit, Associated Press mengumumkan beritanya pada Kamis (25/2/2021)

Associated Press melaporkan, menurut citra satelit itu, ada aktivitas penggalian seukuran lapangan sepak bola di dekat reaktor nuklir tua di Pusat Penelitian Nuklir Shimon Peres Negev di Dimon.

Baca Juga: 10 Militer Paling Kuat di Asia 2021, Indonesia di Atas Arab Saudi!

Fasilitas itu telah lama menjadi tempat laboratorium bawah tanah berusia puluhan tahun.

Laboratorium itu memproses kembali batang reaktor bekas untuk mendapatkan plutonium tingkat senjata untuk program bom nuklir Israel.

Kendati demikian, Associated Press belum mengetahi untuk apa pembangunan proyek yang berkaitan dengan nuklir tersebut.

Ketika ditanya Associated Press, pemerintah Israel enggan memberikan jawaban terperinci mengenai proyek tersebut.

Baca Juga: Kisah Katherine Gilnagh, Penyintas Tenggelamnya Kapal Titanic Paling 'Santuy', Sementara Kakaknya Sudah Siapkan Liang Lahat

Di bawah kebijakan ambiguitas nuklirnya, Israel tidak membenarkan atau menyangkal memiliki senjata nuklir.

Israel sendiri merupakan salah satu di antara empat negara yang tidak pernah bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi, sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir.

Pembangunan itu dilakukan ketika pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus mengkritik Iran atas program nuklirnya.

Padahal, program nuklir Iran berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) sedangkan Israel tidak.

Baca Juga: Lebih Parah dari Kasus Salah Transfer BCA, Bank Ini Malah Lakukan Kesalahan Terbesar dalam Sejarah Perbankan, Jumlahnya Setara Dana Bansos di Indonesia

Israel juga mendapat kritik internasional di mana para ahli menyerukan agar Israel secara terbuka mengumumkan rincian program nuklirnya.

Direktur eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di Amerika Serikat, Daryl G Kimball, menyerukan agar Israel terbuka terhadap program nuklirnya.

“Apa yang dilakukan pemerintah Israel di fasilitas senjata nuklir rahasia ini adalah sesuatu yang harus diungkapkan oleh pemerintah Israel," kata Kimball.

Dengan bantuan Perancis, Israel diam-diam mulai membangun situs nuklir tersebut pada akhir 1950-an di gurun dekat Dimona, sebuah kota sekitar 90 kilometer di selatan Yerusalem.

Baca Juga: Kisah Foto Paling Penuh Kebencian Sepanjang Sejarah, saat Menteri Propaganda Nazi Terlambat Menyadari Siapa Sosok yang Tengah Mengambil Gambarnya

Fasilitas itu merahasiakan tujuan militer selama bertahun-tahun dari AS, yang sekarang sekutu utama Israel.

Bahkan, Israel pernah menyebut bahwa fasilitas itu adalah pabrik tekstil.

Dengan adanya fasilitas tersebut, Israel diyakini menjadi salah satu dari sembilan negara di dunia yang memiliki senjata nuklir.

Mengingat kerahasiaan seputar programnya, masih belum jelas berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Israel.

Baca Juga: Menkominfo dan Presiden Joko Widodo Tinjau Proses Vaksinasi Awak Media

Analis memperkirakan Israel memiliki bahan untuk setidaknya 80 bom.

Senjata-senjata itu kemungkinan besar bisa dikirim dengan rudal balistik darat, jet tempur, atau kapal selam.

Selama beberapa dekade, tata letak fasilitas nuklir di Dimona tetap sama.

Namun, beberapa hari lalu, Panel Internasional tentang Bahan Fissile di Universitas Princeton mencatat, pihaknya melihat konstruksi baru yang signifikan di situs tersebut melalui citra satelit yang tersedia secara komersial.

Baca Juga: Menkominfo Dorong Pemerintah Daerah Ikut Kembangkan SDM Digital

Kendati demikian, citra satelit tersebut hanya memberikan rincian yang sangat sedikit.

Citra satelit yang diambil pada Senin (22/2/2021) oleh Planet Labs Inc setelah diminta oleh Associated Press memberikan pandangan paling jelas tentang aktivitas tersebut.

Tepat di barat daya reaktor, para pekerja telah menggali lubang sepanjang 150 meter dan lebar 60 meter.

Residu dari penggalian dapat dilihat di sebelah situs.

Sebuah parit sepanjang 330 meter membentang di dekat penggalian.

Baca Juga: Siapa Sangka, Baking Soda Bisa Dipakai Mengeluarkan 'Tlusupan' Agar Tak Infeksi

Sekitar 2 kilometer sebelah barat reaktor, kotak-kotak ditumpuk dalam dua lubang persegi panjang yang tampaknya memiliki dasar beton.

Residu penggalian dapat dilihat di dekatnya.

Bantalan beton serupa sering digunakan untuk mengubur limbah nuklir.

(*)

Artikel Terkait