Penulis
Intisari-Online.com – Penderita Covid-19 meski telah sembuh dan dinyatakan negatif, nyatanya mereka tidak bisa sembuh seperti sedia kala.
Sebagian penderita Covid-19 meski sudah dinyatakan negatif, masih mengalami gejala-gejala yang dirasakan saat terpapar virus tersebut.
Dilansir NHS, bagi sebagian orang, Covid-19 dapat menyebabkan gejala yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah virus itu hilang dari tubuh.
Kondisi tersebut biasa disebut dengan istilah Long Covid.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari Covid-19, berbeda untuk setiap orang.
Banyak orang merasa lebih baik dalam beberapa hari atau minggu dan kebanyakan akan sembuh total dalam 12 minggu.
Namun bagi sebagian orang, gejalanya bisa bertahan lebih lama.
Kemungkinan mengalami gejala jangka panjang tampaknya tidak terkait dengan seberapa sakit Anda saat pertama kali terkena Covid-19.
Bahkan orang yang memiliki gejala ringan pada awalnya masih bisa mengalami masalah jangka panjang.
Penelitian tentang Long Covid
Dikutip dari Kompas.com, sebuah studi baru menunjukkan hampir sepertiga pasien yang terpapar Covid-19 bisa mengalami gejala yang menetap hingga sembilan bulan lamanya.
Bahkan bagi pasien yang memiliki gejala ringan pun tetap bisa mengalaminya.
Para peneliti studi dari University of Washington, menganalisis informasi dari 177 orang di wilayah Seattle dengan infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi, yang diikuti selama tiga hingga sembilan bulan setelah diagnosis mereka.
Waktu tindak lanjut rata-rata adalah enam bulan.
Sebagian besar peserta - 150 orang, atau 85% dari kelompok studi - memiliki kasus Covid-19 dengan gejala ringan dan tidak dirawat di rumah sakit; 11 peserta (6%) tidak menunjukkan gejala; dan 16 peserta (9%) dirawat di rumah sakit.
Dilansir Live Science, secara keseluruhan, 32,7% pasien dengan kasus ringan dan 31,3% pasien rawat inap melaporkan memiliki setidaknya satu gejala persisten yang bertahan setidaknya hingga tiga bulan setelah diagnosis Covid-19.
Gejala persisten yang paling umum adalah kelelahan, yang dilaporkan oleh 13,6% peserta secara keseluruhan, dan hilangnya penciuman atau rasa, yang dilaporkan oleh 13,6% peserta.
Sementara 13% peserta mengalami gejala persisten lainnya, termasuk nyeri otot, kesulitan bernapas, batuk, dan kabut otak (brain fog).
Apa Itu Long Covid?
Menurut Tim Pakar Media Satgas Covid-19, Pratiwi Soedarmono, Long Covid merupakan bagian dari penyakit Covid-19 itu sendiri.
"Long Covid merupakan bagian dari penyakit Covid-19 itu sendiri. Jadi yang namanya Long Covid adalah kalau gejalanya berkepanjangan," katanya yang dikutip dari Update Corona Kompas TV pada Senin (22/2/2021).
Ia pun menambahkan bila pasien menderita gejala yang lebih berat, maka Long Covid-nya juga akan terjadi lebih lama.
Sementara mereka yang tidak memiliki gejala seperti OTG, pada umumnya tidak mempunyai Long Covid.
Hal tersebut bisa terjadi karena terjadinya kerusakan dari organ-organ yang disebabkan oleh virus SARS-Cov2 itu sendiri.
"Jadi contohnya kerusakan yang luas pada jaringan paru menyebabkan seseorang akan menderita sesak napas yang berkepanjangan meskipun virus sudah tidak ada lagi di saluran napas tersebut," terang Pratiwi.
Kerusakan tersebut harus diantisipasi dengan berbagai upaya tambahan misalnya dengan rehabilitasi medis, latihan pernapasan.
Kadang-kadang pasien masih merasa begitu sesak sehingga harus kembali masuk rumah sakit dan kembali diperlukan obat-obatan.
Pratiwi menuturkan orang yang bisa terkena Long Covid ini biasanya adalah orang yang memiliki komorbid.
"Misalnya sebelumnya sudah mempunyai asma, ditambah berat dengan kerusakan paru tentu saja menjadi sesak napas yang berkepanjangan."
"Jadi reaksinya memang sangat individual, tidak selalu Long Covid terjadi dalam waktu yang sangat lama."
"Pada umumnya kalau orang akan selesai dalam 6-8 minggu kalau terinfeksi, kemudian berangsur-angsur kembali normal," tuturnya.
Gejala Long Covid
Ada beberapa gejala Long Covid yang harus diwaspadai, di antaranya:
- Anosmia: hilangnya kemampuan mencium bau.
- Parosmia: gangguan indera penciuman dalam mengidentifikasi bau-bauan.
- Dysgeusia: hilangnya kemampuan mengecap.
Menurut Pratiwi, orang dengan gejala Long Covid seperti di atas bisa berlangsung sampai enam bulan lamanya.
Adapun gejala lainnya, seperti:
- Batuk;
- Sesak Napas;
- Nyeri Otot;
- Diare;
- Mual;
- Malaise (Istilah medis untuk menggambarkan perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan yang tidak diketahui apa penyebabnya);
- Nyeri Perut;
- Gangguan saraf.
Bisa berlangsung selama enam minggu.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Long Covid?
Jika Anda mengalami gejala Long Covid, maka cobalah untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
Nantinya dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami dan apa pegaruhnya terhadap kehidupan Anda.
Mungkin juga Anda disarankan untuk melakukan beberapa tes.
Tes tersebut untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala Anda dan mengesampingkan hal-hal lain yang dapat menyebabkannya. Di antaranya:
- Tes darah;
- Memeriksa tekanan darah dan detak jantung Anda;
- Rontgen dada.
Baca Juga: Belum Selesai Tangani Covid-19, Rusia Sudah Diserang Flu Burung pada Manusia, Umumkan Kasus Perdana
Dokter Anda nantinya akan berbicara dengan Anda tentang perawatan dan dukungan yang mungkin Anda butuhkan.
Anda mungkin diberi nasihat tentang cara mengelola dan memantau gejala Anda di rumah.
Jika gejalanya berdampak besar pada hidup Anda, Anda mungkin dirujuk ke layanan rehabilitasi spesialis atau layanan yang mengkhususkan diri pada gejala spesifik yang Anda alami.
Layanan ini dapat membantu mengelola gejala Anda dan membantu Anda pulih. (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Kompas.com/ Bestari Kumala Dewi)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari