Find Us On Social Media :

Di Ambang Kepunahan Karena Rakyatnya Enggan Menikah dan Pilih Akhiri Hidup, Jepang Tunjuk Menteri Kesepian untuk Jadi Solusi Masa Depan Negeri Sakura

By Maymunah Nasution, Sabtu, 20 Februari 2021 | 06:30 WIB

Chujo, 24 tahun, telah menjadi hikikomori selama dua tahun. Ia memiliki impian menjadi penyanyi, tapi sebagai anak laki-laki tertua, keluarganya meminta Chujo untuk meneruskan bisnis. Karena kesal, ia menarik diri dari keluarganya dan akhirnya perasaan rendah diri meningkat. Chujo mengunci diri di

Tren tidak menikah

Kondisi sangat depresif di masyarakat Jepang menghadirkan masalah baru berupa penurunan jumlah penduduk.

Populasi penduduk Jepang berdasarkan Daftar Penduduk Dasar pada 1 Januari 2019 tercatat 124.763.464 jiwa atau menurun selama 10 tahun berturut-turut.

Jumlah penurunan sekitar 430.000 orang, tertinggi sejak survei Kementerian Dalam Negeri Jepang dimulai.

Baca Juga: Kian Hari, Perawan dan Perjaka di Jepang Kian Bertambah Banyak, Negeri Sakura pun Kian Suram Berbicara tentang Masa Depan

Ya, di Jepang jumlah penduduknya bukan hanya tidak mengalami lonjakan, tapi juga mengalami penurunan.

Belakangan, salah satu sumber masalah dari kondisi ini mulai terlihat: jumlah perjaka dan perawan di Jepang meningkat pesat.

Temuan yang didasarkan penelitian terbaru tentang pengalaman seksual pertama warga Jepang dianggap sebagai penjelasan terkait penurunan jumlah populasi masyarakat Jepang.

Hal ini mengakibatkan angka kelahiran bayi menurun yang diperparah dengan populasinya yang menua dengan cepat.

Baca Juga: Fantastis, Biaya Pernikahan di Korea Selatan Capai Angka Rp 3 Milyar, Banyak Penduduknya Mulai 'Malas Menikah' Sampai-Sampai Hampir Menyamai Tingkat Pernikahan Di Jepang, Seperti Apa?