Kemudian partai milik Aung San Suu Kyi, Liga Demokrasi Nasional (NLD) berkuasa sejak saat itu, dan mereka pun melirik China untuk kembali menjadi investor di negara mereka.
Investasi China di Myanmar sempat terhenti setelah Presiden Thein Sein menghentikan proyek pembangunan bendungan Myitsone.
Namun rupanya proyek dua negara kembali dilanjutkan.
Melansir Radio Free Asia, jenderal auditor Myanmar pernah mewanti-wanti pejaabt pemerintah mengenai kelanjutan untuk menggantungkan negara pada pinjaman bunga tinggi dari China.
Hal itu karena Myanmar mulai membayar utang yang dilaksanakan sebelum Aung San Suu Kyi berkuasa, yaitu kala pemerintah masih dipegang oleh militer.
Auditor tersebut khawatir jika utang Myanmar bertambah karena Myanmar sudah menerima pinjaman China dari Belt and Road Initiative.
China menjadi peminjam terbesar Myanmar, dan menjadi mitra perdagangan terbesar serta sumber investasi terbesar Myanmar.
Tahun 2020 lalu, utang nasional Myanmar bernilai 10 miliar Dollar AS, dan 4 miliarnya sendiri meminjam China, seperti dikabarkan Jenderal Auditor Maw Than.