Find Us On Social Media :

'Mereka Inginkan Demokrasi yang Nyata' Saat Warga Myanmar Inginkan Perubahan Pemimpin Lewat Pemilu Tapi Justru Presiden dan Calon Presiden Baru Ditahan Militer dan Terjadi Kudeta Mengerikan

By Maymunah Nasution, Selasa, 2 Februari 2021 | 08:52 WIB

Min Aung Hlaing, pemimpin militer Myanmar yang menggulingkan pemerintah dan menjadikan militer menguasai Myanmar

Union Solidarity and Development Party (USDP), proksi partai militer di Parlemen segera mengambil alih hasil pemilu.

Militer Myanmar yaitu Tatmadaw, mendukung asersi USDP dan mengklaim tanpa bukti jika investigasi mereka telah menemukan 10.5 juta suara yang bermasalah.

Kemudian pada Rabu, jenderal Myanmar, Min Aung Hlaing mengancam untuk menggulingkan konstitusi.

Ancaman kudeta kemudian menyebar dan memicu kecaman internasional.

Baca Juga: Situasi Darurat, Militer Myanmar Rencanakan Kudeta Pada Pemerintahnya Sendiri, Hal Ini yang Jadi Penyebabnya

Militer kemudian menarik kembali peringatannya dan mengatakan media telah salah menafsirkan komentar jenderal itu.

Namun Senin kemarin 1 Februari 2021, ancaman itu menjadi kenyataan.

Militer Myanmar, Tatmadaw, kembali memegang kekuasaan sipil hanya 10 tahun setelah kudeta militer pertama terlaksana.

Kini, pemimpin sipil termasuk Aung San Suu Kyu dan Presiden Myanmar, Win Myint, ditahan.

Baca Juga: Dosa Aung San Suu Kyi, Biarkan Etnis Rohingya Jadi Korban Genosida hingga Masalah Pemilu, Buat Myanmar Jatuh di Bawah Kendali Militer, Tapi Justru Amerika yang 'Kepanasan'