Union Solidarity and Development Party (USDP), proksi partai militer di Parlemen segera mengambil alih hasil pemilu.
Militer Myanmar yaitu Tatmadaw, mendukung asersi USDP dan mengklaim tanpa bukti jika investigasi mereka telah menemukan 10.5 juta suara yang bermasalah.
Kemudian pada Rabu, jenderal Myanmar, Min Aung Hlaing mengancam untuk menggulingkan konstitusi.
Ancaman kudeta kemudian menyebar dan memicu kecaman internasional.
Militer kemudian menarik kembali peringatannya dan mengatakan media telah salah menafsirkan komentar jenderal itu.
Namun Senin kemarin 1 Februari 2021, ancaman itu menjadi kenyataan.
Militer Myanmar, Tatmadaw, kembali memegang kekuasaan sipil hanya 10 tahun setelah kudeta militer pertama terlaksana.
Kini, pemimpin sipil termasuk Aung San Suu Kyu dan Presiden Myanmar, Win Myint, ditahan.