Find Us On Social Media :

Situasi Sedang Darurat, Militer Myanmar Mengaku Sudah Gulingkan Pemerintah dan Kuasai Negara Itu Hari Ini, Begini Nasib Pejabat yang Digulingkan

By Afif Khoirul M, Senin, 1 Februari 2021 | 14:56 WIB

Ilustrasi - Bendera Myanmar

Intisari-online.com - Tepat pada hari ini, sebuah peristiwa besar terjadi di Myanmar.

Menurut 24h.com.vn, pada Senin (1/2/21), televisi militer Myanmar mengumumkan pada hari ini (1/2) telah berhasil menduduki negara itu.

Dia menyiarkan pesan negara itu sedang terjadi darurat nasional dan Panglima Tertinggi Ming Aung Hlaing, akan mengambil kendali penuh.

Menyatakan dia akan mengendalikan negara itu setidaknya selama 1 tahun.

Baca Juga: Dengan Dalih yang Sama Kejinya dengan Korut, China Kembali Bangun 'Tembok Besar', Kali Ini Membentang Hampir 2000 Km di Perbatasan Myanmar

Menurut presenter televisi militer Myanmar itu, militer menjalankan kontrol sesuai dengan tindakan yang ditentukan dalam Konstitusi.

Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing secara langsung berkuasa karena ketidakpedulian pemerintah sipil terhadap tuduhan kecurangan pemilu.

Mengatakan bahwa pemilu masih berlangsung selama pandemi Covid-19.

Tentara Myanmar di bawah komando Panglima Tertinggi Aung Hlaing melakukan kudeta pada pagi hari tanggal 1 Februari.

Baca Juga: Situasi Darurat, Militer Myanmar Rencanakan Kudeta Pada Pemerintahnya Sendiri, Hal Ini yang Jadi Penyebabnya

Tepat sebelum sidang baru Majelis Nasional Myanmar berlangsung.

Serangkaian pemimpin sipil ditangkap atau ditempatkan di bawah tahanan rumah, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi.

Jalur komunikasi dan internet di banyak bagian Myanmar terputus, saluran televisi nasional saat ini diambil alih oleh militer.

Tidak jelas bagaimana partai NLD yang berkuasa oleh Suu Kyi akan bertindak setelah militer menyatakan kendali atas negara itu.

AS, Australia, dan banyak negara lain telah menyuarakan keprihatinan tentang kudeta di Myanmar, mendesak militer Myanmar untuk menghormati hukum.

Amerika sangat prihatin dengan berita bahwa militer Myanmar mengambil tindakan untuk merusak proses demokrasi.

Baca Juga: Memanas, Aung San Suu Kyi Ditangkap oleh Militer yang Menuduh Hasil Pemilu Myanmar November 2020 Dicurangi

Termasuk penangkapan San Suu Kyi dan pejabat pemerintah, kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Menurut Psaki, Presiden AS Joe Biden telah diberitahu tentang kejadian tersebut.

"AS menentang tindakan yang mengubah hasil pemilu baru-baru ini, menghambat proses demokrasi di Myanmar dan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab," tambah Psaki.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne memerintahkan tentara Myanmar untuk segera membebaskan Suu Kyi dan yang lainnya.

"Kami mendukung pemulihan Majelis Nasional Myanmar sesuai dengan hasil pemilihan November2020," kata Payne.

Dalam pemilihan November 2020, partai NLD yang dipimpin Suu Kyi memenangkan kemenangan luar biasa atas oposisi yang didukung militer, memenangkan 396/476 kursi di Majelis Nasional.

Baca Juga: Dosa Aung San Suu Kyi, Biarkan Etnis Rohingya Jadi Korban Genosida hingga Masalah Pemilu, Buat Myanmar Jatuh di Bawah Kendali Militer, Tapi Justru Amerika yang 'Kepanasan'

Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing, yang memiliki kekuasaan untuk menunjuk 25% kursi di Majelis Nasional Myanmar, mengatakan pemilihan itu curang.

Aung Hlaing pernah memperingatkan bahwa dia akan bertindak jika pemerintah mengabaikan tuduhan tersebut.

Jenderal Aung Hlaing dianggap sebagai komandan tertinggi di Myanmar.

Semua angkatan bersenjata Myanmar, termasuk polisi, patuh kepada panglima tertinggi angkatan darat.