Find Us On Social Media :

Warisan Terakhir Donald Trump Bukanlah Serangan Militer ke China Melainkan 'Bom Waktu' untuk Perusahaan Ini, Sampai-sampai Gugat Menteri-menteri AS, Ini Sebabnya

By Maymunah Nasution, Minggu, 31 Januari 2021 | 15:50 WIB

Logo Xiaomi

Xiaomi mengklaim pembatasan investasi terhadap investor AS yang mulai berlaku pada 15 Maret 2020 lalu akan menyebabkan "kerugian langsung dan tidak dapat diperbaiki pada Xiaomi."

Xiaomi mengatakan 75% hak suara perusahaan dipegang oleh pendiri Lin Bin dan Lei Jun, tanpa kepemilikan atau kendali dari individu atau entitas yang berafiliasi dengan militer.

Pihak Xiaomi menyebut bahwa sejumlah besar pemegang sahamnya adalah orang AS.

Tiga dari 10 pemegang saham biasa teratas Xiaomi adalah grup investasi institusi asal AS.

Baca Juga: Xiaomi Dimasukkan AS ke Daftar Hitam Perusahaan China, Nyatanya China Sudah Menangkan Perang Dagang China-AS, Ini Buktinya

"Hubungan strategis perusahaan dengan lembaga keuangan AS akan rusak secara signifikan," kata pengaduan tersebut.

"Selain itu, asosiasi publik Xiaomi dengan militer China akan secara signifikan merusak posisi perusahaan dengan mitra bisnis dan konsumen, menyebabkan kerusakan reputasi yang tidak dapat diukur atau diperbaiki dengan mudah."

Departemen Pertahanan AS dan Departemen Keuangan tidak segera menanggapi permintaan komentar oleh Reuters.

Sebelumnya pada pertengahan Januari lalu saham Xiaomi anjlok setelah dimasukkan ke daftar hitam tersebut.

Baca Juga: Lebih Dari Perebutan Status dan Hegemoni Negara Adidaya, Inilah yang Sebenarnya Dicari AS Sampai Mati-matian Kalahkan China, Bahkan Berani Perang Dingin Lagi Bila Perlu