Find Us On Social Media :

Bermula dari Praktik Kapal Bajak Laut, Inilah Kebenaran Tentang Operasi ‘Bendera Palsu’ dari Nazi Jerman, Hingga Perang Vietnam, Bahkan Serangan 9/11

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 27 Januari 2021 | 17:00 WIB

Tragedi WTC 9/11

Seiring waktu, istilah 'bendera palsu' mulai diterapkan pada operasi rahasia apa pun yang berusaha mengalihkan tanggung jawab ke pihak lain dari pihak yang melaksanakannya, seperti yang terjadi pada Nazi di Gleiwitz.

Salah satu insiden paling terkenal yang dianggap oleh banyak orang sebagai operasi bendera palsu adalah kebakaran Reichstag, yang terjadi pada malam tanggal 27 Februari 1933.

Seorang simpatisan komunis bernama Marinus van de Lubbe ditangkap dan dituduh membakar gedung parlemen Jerman.

Ini memberi Hitler dan menteri propagandanya, Joseph Goebbels, alasan yang mereka butuhkan untuk membersihkan Jerman dari oposisi, terutama komunis.

Kekuatan darurat yang menyapu Hitler dan Partai Nazi rebut sendiri setelah kebakaran adalah alasan banyak orang berpikir Reichstag dibakar bukan oleh seorang komunis yang memprotes perlakuan Jerman terhadap kelas pekerja (seperti yang diklaim oleh van de Lubbe sendiri saat dalam tahanan), tetapi oleh Nazi sendiri.

Tentu saja, bukan hanya Nazi yang dituduh melakukan operasi bendera palsu sebelum invasi selama tahun 1930-an.

Pada November 1939, desa Mainila di Rusia dihancurkan oleh pihak yang tidak dikenal.

Desa itu dekat dengan perbatasan dengan Finlandia, dan serangan itu digunakan sebagai alasan untuk melanggar pakta non-agresi Uni Soviet dengan negara tersebut dan meluncurkan invasi ke Finlandia yang kemudian dikenal sebagai 'Perang Musim Dingin'.

Sejarawan Inggris dan Rusia akhirnya menyimpulkan bahwa penembakan di desa itu adalah operasi bendera palsu yang dilakukan oleh anggota NKVD,  pendahulu KGB.

Baca Juga: IJN Yukikaze, Kapal 'Ajaib' Jepang yang Tak Pernah Tenggelam, Tapi Justru Korbankan Banyak Nyawa di Sekitarnya