Find Us On Social Media :

Tak Terima Dimakzulkan 2 Kali Apalagi oleh Anggota Partainya Sendiri, Trump Akan Balas Dendam ke 10 Republikan

By Tatik Ariyani, Senin, 18 Januari 2021 | 08:30 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Rabu (13/1/2021), Presiden AS Donald Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya.

Pemakzulan Trump jilid 2 tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum dia turun dari kursi kepresidenan AS.

Hasil pemungutan suara di DPR AS adalah 232-197 untuk memakzulkan Trump, dan dari 232 suara mayoritas itu ada 10 anggota Partai Republik di dalamnya.

Dengan keputusan tersebut, Trump menjadi Presiden AS pertama yang dimakzulkan dua kali oleh DPR AS.

Baca Juga: Saking Muaknya pada Trump, Publik AS Sampai Sarankan Sosok Trump Sebagai Cameo di Film Home Alone 2 Diedit

Pemakzulan Trump jilid 2 ini dibuka oleh DPR AS pada Rabu dengan tuduhan Trump memprovokasi massa di penyerbuan Capitol Hill pekan lalu.

Pemakzulan Trump tersebut menjadi salah satu drama babak akhir dari kepemimpinan Trump yang penuh gejolak.

Tak terima, Trump pun dikabarkan berencana balas dendam, ke 10 anggota DPR dari Partai Republik yang memakzulkannya.

Trump sendiri dari Partai Republik.

Laporan dari Wall Street Journal yang dilansir New York Post pada Jumat (15/1/2021) menyatakan, Trump memanggil para ajudannya dan menanyakan apakah mereka tahu latar belakang 10 orang dari Republik yang memakzulkannya.

Baca Juga: Di Hari-hari Terakhir Kekuasaannya, Trump Masih Sempat Boikot Perusahaan Iran, China dan Uni Emirat Arab, Ini Sebabnya

"Trump ingin tahu siapa mereka dan apakah dia pernah berbuat sesuatu ke mereka," tulis Wall Street Journal.

Lalu, presiden ke-45 AS itu juga disebut ingin tahu siapa yang akan maju melawan mereka di pemilihan ulang dua tahun lagi.

Ke-10 orang Republikan itu bergabung dengan Demokrat untuk bersama memakzulkan Trump, atas tuduhan menghasut pemberontakan yang menghambat sertifikasi kemenangan presiden terpilih Joe Biden.

Salah satunya adalah Liz Cheney dari Wyoming. Dia memang kerap berselisih dengan Trump tentang kebijakan luar negeri.

Trump sendiri sempat menyuarakan agar Cheney dicopot, sesaat sebelum kerusuhan Gedung Capitol terjadi.

Kemudian sembilan nama lainnya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Dilengkapi Meriam hingga Rudal, Kapal Perang Baru Amerika USS Constellation Siap Disiagakan untuk Era Peperangan Elektronik

- Tom Rice dari South Carolina

- John Katko dari New York

- Anthony Gonzalez dari Ohio

- Peter Meijer dari Michigan

- Adam Kinzinger dari Illinois

- Dan Newhouse dari Washington

- Fred Upton dari Michigan

- Jaime Herrera Beutler dari Washington

- David Valadao dari California

Trump diperkirakan akan tetap menjadi figur kuat di Republik meski lengser sebagai Presiden AS pada 20 Januari.

Baca Juga: Bukti Pandemi Makin Gawat, Kasus Virus Corona di Indonesia Tembus 900.000 Kasus, Jadi Nomor 19 Terbanyak di Dunia

Pemakzulan Trump yang kedua juga belum diketahui bagaimana kelanjutannya, dan apakah bisa dimulai bulan ini.

Ketua DPR Nancy Pelosi pada Jumat (15/1/2021) dalam konferensi pers enggan mengungkap apakah dia akan mengirimkan resolusi pemakzulan ke Senat segera, atau menunggu berbulan-bulan agar tidak mengganggu agenda legislatif Biden.

Trump juga belum memilih pengacara untuk mewakilinya di persidangan Senat.

Ada teori hukum bahwa sebagai mantan presiden dia tidak bisa diadili, karena tujuan pemakzulan adalah pencopotan jabatan.

Sementara itu, mayoritas orang Amerika Serikat (AS) menilai Presiden Donald Trump setidaknya menanggung sebagian tanggung jawab atas serangan minggu lalu di Capitol Hill, dan tidak ingin Trump mencalonkan diri lagi.

Jajak pendapat baru dari Washington Post / ABC News juga menunjukkan adanya krisis pada warisan kepemimpinan Trump di hari-hari terakhirnya masa jabatannya.

Banyak warga AS tidak menyetujui tindakannya saat dia bersiap keluar dari Gedung Putih.

Melansir Daily Mail pada Jumat (15/1/2021), tujuh dari 10 orang mengatakan Trump memiliki andil atas kerusuhan MAGA di Gedung Capitol, yang menewaskan lima orang dan meninggalkan jejak kehancuran di seluruh gedung.