Find Us On Social Media :

Menjelang Berakhirnya Masa Jabatannya, Menlu AS Mike Pompeo Seenaknya Tuduh Iran Sebagai Markas Baru Al-Qaeda Tanpa Bukti, Rupanya Ini Tujuan Sebenarnya

By Tatik Ariyani, Rabu, 13 Januari 2021 | 09:58 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo

Intisari-Online.com - Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa al-Qaeda memiliki pangkalan baru di Iran.

Padahal Pompeo tidak memberikan bukti dalam pidatonya di Washington, DC tersebut.

Klaim tersebut pun segera dibantah oleh Iran.

Melansir Al Jazeera, Selasa (12/1/2021), Pompeo mengatakan al-Qaeda telah memusatkan kepemimpinannya di dalam Teheran dan bahwa deputi pemimpin Ayman al-Zawahiri saat ini ada di sana.

Baca Juga: Pada Hari Ini Vaksin Sinovac Akan Mulai di Suntikan, Dikira Hanya Indonesia yang Memakainya, Ternyata Ada Tiga Negara di Dunia yang Sudah Memesan Vaksin dari China Ini

Pompeo menambahkan bahwa hubungan antara Teheran dan al-Qaeda mulai meningkat pesat pada tahun 2015, ketika pemerintahan Obama, bersama dengan Prancis, Jerman dan Inggris, sedang menyelesaikan kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), sebuah perjanjian penting yang ditandatangani.

Iran membatasi pengayaan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

“Al-Qaeda memiliki basis baru. Itu adalah Republik Islam Iran,” kata Pompeo dalam pidatonya di National Press Club.

"Saya akan mengatakan Iran memang Afghanistan baru - sebagai pusat geografis utama al-Qaeda - tapi sebenarnya lebih buruk," katanya.

Baca Juga: Prioritaskan Vaksin Covid-19 untuk Kalangan Usia Lebih Muda daripada Lansia, Strategi Vaksinasi Indonesia Disorot Media Asing, Ahli Ini Ungkap Keraguannya

Pompeo menambahkan, "Tidak seperti di Afghanistan, ketika al-Qaeda bersembunyi di pegunungan, al-Qaeda saat ini beroperasi di bawah cangkang keras perlindungan rezim Iran."

 

Pompeo, yang akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari ketika masa jabatan Presiden Donald Trump berakhir, juga mendesak lebih banyak tekanan internasional terhadap Teheran, tetapi berhenti menyerukan tindakan militer.

Pompeo mengatakan: “Jika kami memang memiliki opsi itu (tindakan militer), jika kami memilih untuk melakukan itu, ada risiko yang jauh lebih besar dalam menjalankannya."

Menanggapi pernyataan Pompeo, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dengan cepat menuduh Pompeo melakukan "kebohongan penghasutan perang" dalam tweet yang mengecam klaim tersebut.

Baca Juga: Padahal Sudah Berbelok Hindari Bangunan, Pesawat Militer Amerika Ini Menabrak Gedung Tertinggi Empire State Building Karena Alasan Ini

Pernyataan Pompeo dapat mewakili peningkatan kemampuan AS untuk menggunakan kekuatan terhadap Iran.

 

Undang-undang AS, Otorisasi Penggunaan Pasukan Militer (AUMF) 2001, memungkinkan pasukan AS untuk mengejar al-Qaeda di mana pun di dunia.

Klaim Pompeo berarti dapat memungkinkan pemerintahan Trump untuk mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki persetujuan Kongres untuk serangan terhadap Iran di bawah otorisasi tersebut jika al-Qaeda terbukti berada di wilayah Iran.

Trita Parsi, wakil presiden eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, sebuah lembaga think-thank di Washington, DC, menyebut pernyataan Pompeo "sangat tidak meyakinkan".

Baca Juga: Terkenal Banyak Skandal, Tiba-tiba Raja Thailand Vajiralongkorn dan Selirnya Kedapatan Menyapu Halaman Penjara Bangkok, Ada Apa?

"Saya pikir pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri adalah, jika Pompeo benar-benar memiliki bukti konklusif dari segala bentuk aliansi Iran-al-Qaeda, mengapa dia menunggu sampai delapan hari terakhir masa jabatannya untuk mengedepankan ini?" katanya pada Al Jazeera.

"Ini adalah orang yang telah menjalankan strategi untuk menghancurkan Iran selama empat tahun terakhir," tambah Parsi. "Itu akan membuatnya baik untuk segera meletakkan ini untuk lebih membenarkan tekanan maksimum."