Penulis
Intisari-online.com - Pada hari ini Rabu (13/1) menurut jadwal yang sudah ditetapkan akan menjadi hari pertama bagi Indonesia untuk memperkenalkan vaksinasi virus corona.
Imunisasi atau vaksinasi tersebut menggunakan vaksin yang dipesan dari China Sinovac.
Di China hampir satu juta orang telah diberikan salah satu vaksin yang dikembangkan China, termasuk karyawan, pelajar, pekerja kontruksi.
Langkah ini memicu kekhawatiran internasional, karena beberapa ahli kesehatan menyebut suntikan itu belum disetujui regulator.
Sebelum Inggris memberikan otorisasi darurat untuk vaksin Pfizer, beberapa negara juga menggunakan persetujuan darurat dan mulai menawarkan vaksin dari China.
Menurut Quartz, ada tiga vaksin yang dikembangkan di China, Sinopharm dengan dua vaksin pengembangan, perusahaan bioteknologi swasta yang terdaftar di AS.
Sinovac, mengembangkan suntikan yang disebut CoronaVac, dan CanSino Biologics yang menjadi kandidat pembuat vaksin di China.
Tidak seprti Pfizer dan Moderna, kandidat China tidak memerlukan penyimpanan ultra-dingin, menjadikannya sangat berguna di negara berkembang.
Vaksin Sinopharm telah diuji pada 60.000 sukarelawan di Argentina, Bahrain, Mesir, Indonesia, Yordania, Maroko, Peru, Rusia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
CoronaVac milik Sinovac telah diuji di Brasil, Chili, Turki, dan Indonesia, tidak ada perusahaan yang merilis informasi tentang kemanjurannya.
Uni Emirat Arab kemarin mengatakan bahwa data dari uji coba Tahap 3 yang dilakukan di sana.
Menunjukkan suntikan Sinopharm yang digunakannya 86% efektif.
Mengonfirmasi telah mendaftarkan vaksin, yang merupakan langkah penting agar obat luar negeri dijual di negara itu.
Bidikan itu telah digunakan secara darurat untuk petugas kesehatan di negara Teluk itu sejak September.
Desemberlalu, gugus tugas virus korona China mengatakan pengumuman besar tentang vaksin akan segera datang, yang dapat menandakan perkembangan regulasi lain.
Selain Indonesia yang telah mendatangkan vaksin Sinovac dari China pada tahun lalu.
Satu negara bagian Brasil bahkan telah menetapkan batas waktu kapan akan menggunakan CoronaVac atau Sinovac.
Sao Paulo, rumah bagi 46 juta orang dan negara bagian terkaya di negara itu, mengatakan akan memulai kampanye imunisasi massal menggunakan obat tersebut pada 25 Januari.
Dimulai dengan profesional perawatan kesehatan, kelompok adat, dan orang yang berusia lebih dari 60 tahun.
Institut Butantan Sao Paulo, pembuat vaksin teratas negara itu, telah bekerja dengan Sinovac untuk melakukan uji coba Tahap 3 pada 13.000 sukarelawan.
Dikatakan pihaknya mengharapkan Sinovac untuk membagikan data dari uji coba tersebut pada 15 Desember, dan mengirimkannya ke regulator kesehatan negara.
Negara bagian berencana untuk memvaksinasi sekitar 9 juta orang pada akhir Maret.
Kini telah mengirim 4 juta dosis (yang akan mencakup 2 juta orang) ke negara bagian lain, dengan asumsi regulator federal menandatangani.
Presiden Jair Bolsonaro telah mengkritik kesepakatanSao Paulo dengan Sinovac dan mengatakan dia lebih suka menunggu dan meminta negara tersebut menggunakan vaksin Oxford-AstraZeneca.
Sementara jika merujuk pada tabel di atas Indonesia adalah negara dengan pemesan terbanyak untuk vaksin Sinovac, disusul Chile kemudian Brasil.