Find Us On Social Media :

Dari Kehilangan Pandangan Hingga Semaput, Inilah yang Dialami Tubuh saat Berada dalam Pesawat Jatuh Seperti yang Terjadi pada Sriwijaya Air

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 11 Januari 2021 | 13:07 WIB

Ilustrasi pesawat jatuh

"Dapat diikuti oleh kejang dan gerakan otot yang tidak terkontrol."

"Secara keseluruhan, ini bisa memakan waktu mungkin 20 - 30 detik, meskipun bisa sangat bervariasi."

Pada orang dewasa yang tidak terlatih, sedikitnya 3 G sudah cukup untuk menghilangkan oksigen dari otak, kata Fan.

Untuk alasan ini, semua pilot militer dan akrobatik berlatih dalam Anti-G Straining Maneuver (AGSM), yang mencakup berbagai teknik pernapasan dan pengencangan otot untuk meminimalkan aliran darah ke bawah dan menjaga agar otak tetap teroksigenasi.

Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, Maskapai Penerbangan Itu Rupanya Sudah Lama Tidak Lagi Rawat Pesawat di Bengkel Garuda dan Pilih Kerjasama dengan Perusahaan Non Pelat Merah, Ini Sebabnya

Di bawah gaya 8 G, bahkan 15 detik AGSM bisa sangat sulit dipertahankan, kata Fan.

Pilot harus menjaga kebugaran fisik dan memiliki cukup asupan nutrisi untuk tetap waspada berada di kondisi dengan G tinggi.

Perangkat pelindung seperti Anti-G Suits, yang mengembang secara otomatis untuk membatasi aliran darah ke kaki, juga dapat membantu.

Untungnya, kata Fan, sel-sel otak tangguh, dan akan membutuhkan sekitar 4 hingga 6 menit kekurangan oksigen hingga sel mana pun mati sepenuhnya.

Baca Juga: Perkembangan Terbaru Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Black Box Akhirnya Sudah Ditemukan Beserta Bukti-bukti Lainnya

(*)