Find Us On Social Media :

Tak Ada Matinya, Diktator Korea Utara Kim Joun Un Kembangkan Senjata Nuklir Baru: 'Minat Mereka pada Teknologi Tidak Mengejutkan'

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 11 Januari 2021 | 07:30 WIB

Kim Jong Un

Intisari-Online.com - Diktator Kim Jong Un mengatakan negaranya sedang mengembangkan persenjataan baru.

Senjata-senjata itu termasuk kapal selam bertenaga nuklir, senjata nuklir taktis dan hulu ledak canggih yang dirancang untuk menembus sistem pertahanan rudal.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan hari Sabtu, Kim mengatakan Korea Utara terus mendorong persenjataan untuk menghalangi Amerika Serikat.

Pernyataan ini tampaknya menunjukkan strategi keterlibatan tingkat tinggi Presiden Donald Trump dengan Pyongyang, termasuk tiga pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim, gagal meyakinkan Pyongyang untuk menghentikan upaya pengembangan persenjataan nuklir modern.

Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air Jadi Kecelakaan Ketiga Selama 4 Tahun, Pesawat Boeing 737 Sempat Berganti Julukan The Best Selling Plane Menjadi Pesawat Maut, Tapi Mengapa Bisa Segera Dapat Izin Terbang?

"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli dan semangat sejati dari kebijakan anti-Korea Utara tidak akan pernah berubah," kata Kim, dilansir dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

"Pengembangan senjata nuklir akan didorong tanpa gangguan," paparnya.

Proyek tersebut, menurut Kim, sedang dalam tahap pengembangan yang beragam.

Dia mengatakan "teknologi panduan hulu ledak ganda" sedang dalam tahap akhir, sementara studi dalam penerbangan hipersonik yang dapat diterapkan pada rudal balistik baru sudah selesai dikerjakan.

Baca Juga: Rusia Punya Militer Paling Kuat di Dunia Hanya Kalah dari AS, Ternyata Negeri Tirai Besi Juga Terkenal dengan Keganasan Geng Mafianya, Bahkan Punya Tempat 'Peristirahatan' Khusus

Kim bilang perbaikan senjata nuklir taktis untuk digunakan dalam jarak yang lebih pendek dan seringkali kurang destruktif daripada senjata nuklir strategis, juga sedang diselesaikan.

Para ahli mengatakan rezim Kim telah lama mencari teknologi ini untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan senjata nuklirnya.

Sebuah kapal selam bertenaga nuklir misalnya akan sangat berguna dari perspektif pencegahan karena itu akan meningkatkan kemampuan serangan Korea Utara, kemampuan untuk bertahan dari serangan nuklir awal dari musuh dan merespons dengan cara yang sama.

Meskipun Korea Utara telah berhasil melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam dan diyakini memiliki armada sekitar 70 kapal selam, para ahli mengatakan sebagian besar kapal selam tersebut kemungkinan besar tua dan tidak dapat menembakkan rudal balistik bersenjata nuklir.

Baca Juga: Meski saat Kecelakaan PIlihannya Hanya Semua Selamat atau Semua Tewas, Faktanya Naik Pesawat Masih Jauh Lebih Aman Dibanding Menggunakan Mobil, Simak Datanya

"Saya tidak akan mengantisipasi bahkan prototipe reaktor nuklir angkatan laut di Korea Utara, tetapi minat mereka pada teknologi tidak mengejutkan," kata Ankit Panda, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace.

Panda mengatakan minat Kim pada senjata nuklir taktis memang masuk akal, meskipun senjata itu sangat tidak efisien dalam penggunaan bahan fisil yang tidak mudah diperoleh Korea Utara.

"Ketertarikan Korea Utara pada senjata-senjata ini tidak mengejutkan dari sudut pandang strategis."

Baca Juga: Tepat Sehari Sebelum Pesawatnya Jatuh saat Digunakan Sriwijaya Air, Boeing Dituntut Bayar Rp35 Triliun untuk 2 Kecelakaan Maut, Salah Satunya Terjadi di Indonesia

"Pada kenyataannya, hal itu menambah strategi nuklir yang disukai Kim dengan cukup baik," kata Panda.

Selain itu, Sung-Yoon Lee, pengamat Korea di Sekolah Fletcher, mengatakan Kim Jong-un telah mendesak agar "bom nuklir yang lebih kecil dan ringan" diproduksi oleh Korea Utara.

Baca Juga: Manfaat Air Rebusan Jahe Kunyit dan Sereh dan Cara Meraciknya

Dia menambahkan pemimpin itu menginginkan Korea Utara "meningkatkan kemampuan dalam serangan nuklir pre-emptive yang akurat & kemampuan serangan kedua pada target yang berjarak 15.000 km."

Sung-Yoon kemudian berkata:

"Sesuatu memberi tahu saya bahwa Kim tidak tertarik pada denuklirisasi."

Baca Juga: Boeing 737-500 Seperti yang Digunakan Sriwijaya Air Sudah Banyak Dipensiunkan, Penyelidik Kecelakaan Penerbangan Malah Sebut Usia Bukan Faktor Utama, Lalu Apa?

(*)