Melansir hindustantimes.com, (1/1/2021), Tsai menggunakan pidato singkat Tahun Baru pada hari Jumat untuk mengkritik patroli hampir setiap hari kapal dan pesawat militer China yang telah menghabiskan sumber daya militer Taiwan yang lebih terbatas.
Dia memperingatkan bahwa tindakan tersebut telah "mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik," sambil menyerukan Beijing untuk memulihkan saluran komunikasi yang terputus setelah pemilihannya pada tahun 2016.
"Kami bersedia untuk bersama-sama mempromosikan dialog yang bermakna," kata Tsai, selama Beijing bersedia "meredakan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat, sejalan dengan prinsip timbal balik dan martabat."
Presiden Taiwan telah berusaha untuk memposisikan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis sebagai benteng melawan pengaruh China yang meningkat di wilayah tersebut.
Konflik China dan Taiwan berasal dari perbedaan pandangan keduanya terkait status wilayah Taiwan.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun tidak pernah mengendalikannya, dan telah berusaha meningkatkan tekanan pada Tsai dengan menarik mitra diplomatik dan memperluas patroli militer di sekitar pulau itu.
Sementara Taiwan tetap mengklaim dirinya sebagai negara berdaulat, meski belum sepenuhnya diakui internasional.
Taiwan sendiri telah meningkatkan profil internasionalnya selama setahun terakhir melalui penanganan pandemi virus korona, dengan hanya tujuh kematian akibat Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 23 juta populasinya.