Find Us On Social Media :

Bikin Tentara Koalisi Saling Tembak Sendiri, Inilah Dong Thap Moui, Kawasan yang Jadi 'Senjata Pusaka' Vietnam dalam Berbagai Perang

By Ade S, Rabu, 30 Desember 2020 | 15:20 WIB

Bikin Prancis Kalang Kabut dan AS Tunggang Langgang, Inilah Dong Thap Moui, Dataran Alang-alang yang Jadi 'Senjata Pusaka' Vietnam dalam Berbagai Perang

Intisari-Online.com - Baik dalam Perang Vietnam atau pun perang Indochina, kawasan ini bak jadi kuburan bagi setiap lawan-lawan tentara Vietnam.

Ya, bak sebuah senjata pusaka yang begitu sakti, kawasan ini benar-benar menjadi andalan Vietnam untuk mengalahkan lawan-lawannya.

Tidak main-main, lawan-lawan Vietnam yang dikandaskan di kawasan ini adalah dua negara dengan kekuatan militer jauh di atas Vietnam.

Mereka adalah Prancis dalam perang Indochina I dan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam yang begitu legendaris.

Baca Juga: Pantang Mundur Hadapi China, Militer India Bersekutu dengan Negara ASEAN Ini Siap Lakukan Baku Hantam di Laut China Selatan, Terungkap Cara India Tak Main-main

Jika ditarik mundur ke belakang, ada satu kekuatan militer lain yang pernah merasakan kejamnya kawasan ini, yaitu bangsa Mongol.

Kawasan yang dimaksud adalah Đồng Tháp Mười atau dataran alang-alang berupa lahan basah pedalaman di Delta Mekong di Vietnam selatan.

Sebagian besar lahan basah berada di Provinsi Long An dan Provinsi Đồng Tháp.

Lalu apa yang membuat lahan seluas 4000 km persegi ini begitu mematikan bagi lawan-lawan Vietnam? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Ingat Kisah Viral Orang Indonesia Kejatuhan Meteor, Tak Lama Ini Media Vietnam Menyorotinya dan Menyebutnya Hidup dalam Ketakutan, Kok Bisa?

Sampai tahun 1970-an, hanya padi apung primitif yang bisa ditanam di daerah tersebut.

Ini mirip dengan dataran banjir berawa yang sangat luas yang membentang di sepanjang Sungai Bassac dari Châu Đốc hingga kaki Dataran Tinggi Takeo.

Luasnya pernah mencapai sekitar 1.000.000 hektar pada abad ke-18, dan sekarang berkurang signifikan karena drainase.

Baca Juga: ‘Saya Lihat Seorang Pria Kehilangan 85% Kepalanya’ Kisah Seorang Perawat Angkatan Darat Amerika di Lembah Ia Drang Saat Perang Vietnam

Di dalam Đồng Tháp Mười, terdapat Taman Nasional Tràm Chim telah dilindungi untuk konservasi ekosistem lahan basah.

 

 

Namun, sebelum menjadi taman nasional, kawasan ini pernah menjadi kuburan bagi para pasukan musuh Vietnam.

Dataran ini sendiri telah berfungsi sebagai basis bagi pemberontak dan bandit sepanjang sejarah Vietnam.

Baca Juga: Kisah Perawat Angkatan Darat Amerika di Vietnam; 106 Terluka Hanya Dalam Waktu 2 Jam, 64 Kali Operasi dalam Waktu 24 Jam, Tanpa Peralatan Medis yang Memadai!

Baru, pada Perang Indochina Pertama (1946-1955), rawa ini sering digunakan sebagai basis untuk Việt Minh.

Daerah itu juga sempat digunakan sebagai markas oleh para pemberontak Ba Cụt.

Selama Perang Indochina Kedua alias Perang Vietnam (1955-1975) dataran ini sekali lagi berfungsi sebagai pangkalan untuk pasukan Front Pembebasan Nasional (NLF).

Baca Juga: UXO, 'Jebakan Kematian' yang Membuat Perang Vietnam Masih Saja Merenggut Nyawa Meski Sudah 45 Tahun Berlalu

Dari tanggal 1–8 Januari 1966, pasukan AS, Australia, dan Tentara Republik Vietnam (ARVN) melakukan Operasi Perampok / Operasi An Dan 564 di daerah tersebut.

 

Salah satu fakta mencengangkan dari rawa ini adalah perihal saling serang antara pasukan koalisi Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.

 

Ya, entah apa alasannya, di kawasan dengan tingkat keasaman sangat tinggi tersebut, 7 orang pasukan koalisi meregang nyawa di tangan mereka sendiri.

Baca Juga: Militer Paling Kuat di Asia Tenggara, di Peringkat Berapa Vietnam yang Pernah Tumpas Militer Nomer 1 di Dunia?

Tentara Vietcong (Vietnam Selatan) sendiri bukan tanpa korban, malah korban mereka berkali-kali lipat, yaitu mencapai 114 orang.

Tapi, itu pun berhasil dilakukan setelah pasukan koalisi mendapat bantuan serangan udara.

Hanya saja, aksi saling bunuh di antara pasukan koalisi jelas mencoreng wajah pasukan koalisi yang tidak hanya diklaim lebih mumpuni secara SDM juga secara teknologi.