Hal itu berkaitan dengan rencana Turki menata ulang hubungannya dengan Negeri Yahudi, Israel.
Melansir voanews.com (21/12/2020), Hubungan antara Israel dan Turki bisa jadi di ambang terobosan, dengan penasihat kepresidenan Turki mengonfirmasi pembicaraan bilateral dan bahwa hubungan diplomatik penuh dapat dipulihkan pada Maret.
Hubungan antara sekutu yang pernah dekat itu runtuh dengan Turki menarik duta besarnya pada tahun 2017, di tengah meningkatnya ketegangan.
"Jika Israel datang satu langkah, Turki mungkin bisa datang dua langkah," kata penasihat presiden Turki untuk urusan luar negeri, Mesut Casin, mengacu pada pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Israel.
"Jika kita melihat lampu hijau, Turki akan membuka kedutaan lagi dan mengembalikan duta besar kita. Mungkin pada Maret, kita bisa memulihkan hubungan diplomatik penuh lagi. Kenapa tidak."
"Membangun perdamaian dan keamanan sangat penting bagi Israel dan Turki. Setelah Mavi Marmara, kami tidak ingin terjadi kecelakaan lagi dengan Israel," tambah Casin.
Mavi Marmara adalah yang terbesar dari enam kapal dalam armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina pada tahun 2010.
Aktivis pro-Palestina yang berusaha untuk mematahkan blokade ekonomi Israel di Jalur Gaza berada di atas kapal ketika pasukan Israel menyerbu kapal tersebut, menewaskan sembilan orang warga negara Turki.