Penulis
Intisari-online.com -Perjuangan dunia untuk melawan kelompok-kelompok teroris sudah terbilang cukup panjang.
Mulai dari perlawanan terhadap kelompok Taliban, Al Qaeda, dan ISIS, sudah banyak pasukan yang dikerahkan untuk kalahkan mereka.
Salah satunya adalah pasukan khusus ini.
Bernama Batalion Telemark, pasukan ini merupakan pasukan elit dari Norwegia.
Lusinan tentara dari pasukan ini telah dikirim ke Irak pada 2015 lalu untuk melawan ISIS.
Namun, disebutkan jika Batalion Telemark telah ikut serta dalam misi keamanan yang dipimpin oleh NATO untuk melawan Taliban sejak 2003.
2015 lalu, 50 tentara dari Telemark berangkat ke kota Irbil, utara Irak.
Tujuan mereka yaitu melatih pasukan Kurdi, agar mereka mampu melawan ISIS.
Misi tersebut dimulai awal April 2015 lalu.
Beberapa pelatih juga dikirim ke Baghdad, ibukota Irak.
Harapannya mereka berhasil menekan kekuatan yang kini menguasai Irak Utara dan Suriah.
Batalion Telemark diingat oleh banyak pihak setelah muncul di pemberitaan tahun 2010.
Saat itu, beberapa tentaranya menyemprotkan simbol pada rumah dan properti warga Afghanistan yang menjadi anggota Taliban.
Rupanya simbol yang digambar bukan simbol sembarangan.
Mereka menggambarkan simbol mereka, berupa tokoh Komik Marvel The Punisher yaitu tengkoraknya yang khas.
The Punisher merupakan tokoh 'anti-hero' di dunia Marvel yang main hakim sendiri dan membantai para kriminal, mafia dan memiliki simbol berbentuk tengkorak.
Diberitakan dari Daily Mail, semenjak kematian Claes Joachim Olsson, yang sering disebut dengan Jokke pada Januari 2010 lalu, beberapa anggota pasukan khusus tersebut menggunakan logo The Punisher sebagai simbol mereka.
Simbol tersebut juga dilengkapi tulisan 'Jokke-we will never forget'.
Jokke adalah seorang pria berumur 22 tahun yang terbunuh saat tank penyerang yang ia tumpangi terkena bom pinggir jalan Taliban di tenggara desa Ghowrmach barat laut Afghanistan.
Sebenarnya penggunaan logo Punisher sudah dilarang oleh pemimpin militer Norwegia, tapi ada yang masih menggunakan logo tersebut.
Menyusul kematian Olsson, sebuah video dari komandan kompi Mayor Rune Wenneberg yang menembakkan pasukannya dengan seruan perang memeriksa nama Valahalla.
Valahalla adalah aula mistis mitologi kaum Norwegia di mana prajurit yang terpilih secara khusus pergi setelah mereka terbunuh dalam pertemuran.
Video tersebut tunjukkan Wenneberg menangis.
"Kamu adalah pemangsa. Taliban adalah mangsanya. Ke Valahalla!' lalu pasukannya meninju senjata ke udara sebagai pendukung.
Pasukan Telemark sangatlah mematikan.
Mantan prajurit Amerika Serikat (AS) Charles Stanley bisa membuktikannya.
Stanley pernah membantu menyediakan logistik untuk unit dari batalion Norwegia saat mereka lakukan latihan dua minggu di suhu dingin.
Saat itu mereka akan diluncurkan ke Bosnia di akhir dekade 1990-an.
Stanley mengatakan mereka akan menjadi aset bagus untuk pasukan Irak, Kurdish Peshmerga dalam upaya mereka melawan pembunuh ekstrimis.
Ia mengatakan "ISIS seharusnya takut dengan mereka. Mereka tidak menahan diri di pekerjaan atau permainan mereka dan saat mereka dikirim, itulah satu-satunya hal yang mereka pedulikan sampai misi telah selesai.
"ISIS adalah pasukan yang tidak teratur dan tidak memiliki kedisiplinan atau strategi perang yang lihai selain memaksakan kekuatan mereka.
"Sedangkan pasukan Norwegia yang terlatih dan disiplin ini akan mampu lakukan serangan yang bubarkan ISIS dalam waktu singkat.
"Mereka sangat agresif," tambahnya.
"Aku akan mengatakan dibandingkan dengan tentara negara lain Batalion Telemark merupakan pasukan paling kompetitif dan prajurit paling kompeten yang pernah berperang denganku.
Saat ditanya mengenai cara Batalion Telemark takut-takuti Taliban, Stanley menjelaskan tipe taktik menakut-nakuti seperti itu sudah dipakai cukup lama oleh banyak tentara.
Batalion Telemark memiliki nama yang sama dengan sekelompok penyabot Perang Dunia Kedua yang legendaris.
Mereka bernama Pahlawan Telemark, yang lakukan serangan terkenal membantu gagalkan rencana Hitler untuk membangun bom nuklir.
Tim itu berhasil menghancurkan fasilitas produksi air berat di pabrik Norsk Hydoelectric di Telemark, selatan Norwegia pada tahun 1943.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini