Find Us On Social Media :

Jika Iran dan AS Perang Bakal Jadi 'Neraka di Bumi'! Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS Saat Ini

By Khaerunisa, Senin, 7 Desember 2020 | 13:43 WIB

Rudal yang konon ditembakkan oleh pasukan militer Iran ke pangkalan AS di Irak awal tahun 2020. Ilustrasi perbandingan kekuatan militer Iran dan AS

Baca Juga: Parah! Media Australia Ini Ungkap Borok Petugas PBB di Timor Leste, Ngakunya Penjaga Perdamaian Tiap Malam Malah Nangkring di Pelacuran, Banyak Gadis Timor Leste yang Dihamili Petugas PBB

Banyak analis percaya Teheran telah secara bertahap bekerja untuk mencapai tingkat perkembangan teknologi yang akan memungkinkan Iran untuk membuat bom dalam waktu yang sangat singkat jika itu mau.

AS bersama dengan Israel dan sebagian besar komunitas internasional pun tidak ingin Iran memperoleh senjata nuklir, karena khawatir hal itu akan memberi Iran kemampuan untuk terlibat dalam kerusakan regional.

Cara utama pemerintahan Bush untuk menghindari pilihan perang-atau-nuklir-Iran adalah rezim yang menghukum sanksi ekonomi, yang merusak ekonomi Iran tetapi tidak cukup memperlambat kemajuan program nuklirnya.

Pemerintahan Obama memperpanjang dan memperdalam rezim sanksi, tetapi juga terlibat dalam kampanye penjangkauan diplomatik pengadilan penuh yang bertujuan untuk memperdagangkan keringanan sanksi untuk pembatasan program nuklir Iran.

Baca Juga: Tak Disangka Bukan Hanya Karena Kekuatan Militernyaa Saja, Kemampuan Orang China Inilah yang Membuat Negara-Negara Barat Amat Ketakutan dengan Negeri Panda

Upaya ini memuncak pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, atau yang lebih dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

Sementara para pengkritik kesepakatan itu melihatnya sebagai AS dan komunitas internasional pada dasarnya menyerahkan setumpuk uang tunai kepada Iran (melalui keringanan sanksi).

Tapi hanya satu tahun setelah kesepakatan dicapai, pemilu 2016 terjadi. Sang pemenang, yang tak lain Presiden Donald Trump, telah berjanji untuk merobek kesepakatan jika terpilih, dan akhirnya benar-benar menarik AS dari kesepakatan itu.

Sanksi yang sebelumnya dicabut terhadap sektor minyak Iran diberlakukan kembali, sementara kebijakan Trump yang dirancang untuk memojokkan Iran telah menimbulkan reaksi besar-besaran.