Hubungan Iran dan AS semakin memanas dengan keputusan Trump untuk membunuh Qassem Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds elit Korps Pengawal Revolusi Islam.
Atas kematian jenderal topnya, Iran melakukan serangan terhadap dua pangkalan militer AS di Irak.
Dalam serangan itu, disebut tidak ada pasukan AS yang terbunuh sehingga tidak ada serangan balasan dari AS, namun pihak Iran justru secara tidak sengaja menewaskan warga sipil, sejumlah 176 penumpang Ukraina International Airlines Penerbangan 752.
Hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik ke dua sasaran militer AS di Irak, Penerbangan 752, yang terbang dari Teheran ke Kyiv, jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini.
Kecelakaan itu menewaskan semua 176 orang di dalamnya, di mana setengah dari mereka adalah orang Iran .
Awalnya diklaim pesawat tersebut jatuh karena masalah mekanis, akhirnya pemerintah Iran mengaku telah menembak jatuh pesawat tersebut.
Beberapa ahli mengatakan kepada Vox bahwa Iran hampir pasti akan menyerang AS dan sekutunya lagi di beberapa titik. Meski diyakini pula konflik tidak akan meningkat di luar kendali.
"Ada cukup kemarahan dan emosi bahwa Iran ingin melakukan sesuatu, atau setidaknya akan mencobanya," kata Ilan Goldenberg, kepala tim Departemen Pertahanan Iran dari 2009 hingga 2012.