Find Us On Social Media :

Berulang Kali Salahkan China Atas Covid-19 dan Sebut China 'Mata-mata Dunia', Australia Kini Terima Getahnya Sendiri dan Harus Menjilat Ludahnya Agar Dimaafkan China, Ancaman Sanksi-sanksi Memang Kian Nyata

By Maymunah Nasution, Rabu, 2 Desember 2020 | 13:43 WIB

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan perang dengan China mungkin bisa terjadi.

Minggu ini, Australia marah setelah China membuat cuitan di Twitter mengenai "kejahatan perang" yang dilakukan tentara Australia di Afghanistan.

Sebenarnya, China dan Australia telah mengalami ketegangan geopolitik sejak April lalu, semenjak Australia meminta penyelidikan internasional mencari asal muasal virus Corona.

Para mantan diplomat melihat hal tersebut sebagai dorongan anti-China.

Sejak hal itu mulai diterapkan, ide dari para cendekiawan untuk meredamkan ketegangan mengakar pada satu tema umum: lebih banyak diplomasi.

Baca Juga: Api Kemarahan Berkobar Setelah Ekspor Batubaranya Ditolak China, Perang Dagang China VS Australia Resmi Dimulai, Mari Dicek Kronologinya

Namun diplomasi seperti apa yang harus dilaksanakan kedua negara saat kedua belah pihak tidak saling berbicara?

Serta siapa yang seharusnya mulai untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada negara satunya?

Banyak diplomat mulai merujuk kepada Jepang, Korea Selatan dan negara Asean sebagai model diplomasi yang baik dengan China.

Jepang termasuk sedikit negara yang sukses menghadapi diplomasi dengan China, tidak melupakan China sebagai mitra dagang penting, dan tetap bisa mengkritik atas kekacauan yang disebabkan China.

Baca Juga: Merasa Terpojokkan Hanya Karena Dua Negara Ini Bersatu, China Mencak-mencak Tak Terima Jika Jepang-Australia Jalin Koalisi, Sebut Hanya Akan Memperkeruh Perdamaian