Advertorial

Entah Bagaimana, Konflik Perang Dagang Baru Australia-China Justru Bisa Jadi Sumber Penghasilan Indonesia, Apa Sebabnya?

May N

Editor

Intisari-online.com -China kembali membuat masalah dalam hubungan bilateral mereka.

Setelah hubungan mereka dengan Amerika Serikat (AS) memburuk akibat perang dagang, ada potensi perang dagang baru, kali ini dengan Australia.

Dilansir dari Kompas.com, sekitar 60 kapal pengangkut batubara Australia terkatung-katung.

Hal ini karena kapal yang dikirimkan ke China itu dilarang untuk bongkar kargo di China.

Baca Juga: Pantas Saja Timor Leste Mati-matian Ingin Gabung ASEAN Tapi Gagal, Negara Besar Sekelas Australia Saja Juga Sangat Ingin Jadi Sekutu ASEAN Tapi Hampir Mustahil Diterima

China memang sudah menolak batubara dari Australia.

Pekan ini, pemerintah China secara tersirat menyatakan batubara metalurgi dari Australia memiliki masalah "kualitas lingkungan hidup" sehingga tertahan di pelabuhan.

Batubara jenis metalurgi digunakan untuk produksi baja, sedikit beda dengan jenis termal yang digunakan untuk pembangkit listrik.

China telah mengisyaratkan batubara Australia senilai hampir 700 juta dollar Australia, atau lebih dari Rp 7 triliun, ditahan di pelabuhan karena masalah "kualitas lingkungan".

Baca Juga: Maruknya Bukan Main, Tak Hanya Bangun Puluhan Pangkalan Militer di Laut China Selatan, China Juga Dikhawatirkan Bangun Fasilitas Militer di Wilayah Kaya Raya Ini, Para Ahli Beberkan Buktinya

Menurut laporan Bloomberg, setidaknya 60 kapal curah pengangkut batubara dari Australia terkatung-katung pada bulan November di dua pelabuhan utama China.

Otoritas China sebelumnya tidak menjelaskan alasan pasti dari penundaan, namun Selasa (24/11/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian untuk pertama kalinya memberi penjelasan terkait dengan masalah kualitas batubara tersebut.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Bea Cukai China telah melakukan pemantauan dan analisis risiko atas keamanan dan kualitas batubara impor dan menemukan batubara impor yang tidak memenuhi standar lingkungan secara umum," katanya.

China secara tidak resmi melarang impor batubara Australia sejak Oktober di tengah memburuknya hubungan kedua negara, dan pada gilirannya, meningkatkan impor dari Mongolia dan Rusia.

Baca Juga: Jika Diumumkan Bisa Tambah Ketegangan di Perang Dagang AS-China, AS Tambah Daftar Perusahaan China yang Bantu Militer Tiongkok Dapat Onderdil Jet Tempur Murah, Ini Tindakan Trump

Jubir Zhao mengatakan China telah memperkuat pemeriksaan dan pengujian batubara impor terkait standar keamanan, kualitas dan lingkungan "demi melindungi kepentingan lingkungan dari pihak China".

Ekspor dari Indonesia

Sementara pada pertengahan Oktober lalu China juga disebutkan menolak produk batubara Indonesia.

Namun pada 25 November 2020 kemarin, China menyatakan rencana membeli batubara termal senilai 1,467 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 20 triliun dari Indonesia untuk tahun depan.

Baca Juga: Seakan Tak Sudi Terima Produk Australia dan Indonesia, Pabrik Baja China Justru 'Buang' Impor Batu Bara dari Dua Negara, Canberra Geram Bukan Main

Hal itu terungkap dalam kesepakatan perdaangan antara Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution.

"Diharapkan terjadi peningkatan ekspor batubara ke China sebesar 200 juta ton di tahun mendatang," demikian pernyataan dari APBI.

"Jumlah target yang disepakati akan ditinjau setiap tahun," katanya.

Indonesia, negara pengekspor batubara termal terbesar di dunia, telah menggunakan jalur diplomatik untuk mempromosikan penjualan batubara di Asia Tenggara, terutama ke Vietnam, setelah ekspor ke China melambat.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Pernah Sindir Sebelum Edhy Prabowo Jadi Tersangka Suap,Ini Perbedaan Aturan Ekspor Benih Lobster Era Susi dan Edhy, 'DiaMenteri Tapi Rugikan Nelayannya'

Impor batubara termal yang dilakukan China dari Indonesia turun 24,5 persen dalam 10 bulan pertama tahun 2020 menjadi 86,88 juta ton, dibandingkan dengan 115,03 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Arifin Tasrif di DPR hari Senin mengatakan, produksi batubara Indonesia pada periode Januari hingga Oktober tahun ini mencapai 459 juta ton.

Sementara konsumsi batubara domestik pada periode yang sama mencapai 109 juta ton.

Menteri Arifin mengatakan target konsumsi batubara domestik tahun ini di Indonesia mencapai 155 juta ton.

Baca Juga: Tata Kelola Batubara Masih Berantakan, Benarkah Ekspor Batubara Akan Dihentikan Sebelum Tahun 2046?

China larang tujuh produk Australia

Batubara merupakan satu dari tujuh produk ekspor Australia yang kabarnya menjadi sasaran larangan oleh Pemerintah China di tengah meningkatnya ketegangan hubungan kedua negara.

Sejumlah eksportir Australia pada awal bulan ini mengatakan mitra bisnis mereka di China telah diinstruksikan secara informal oleh pejabat Kementerian Perdagangan setempat untuk berhenti membeli tujuh produk ekspor Australia, termasuk batubara.

Diperkirakan puluhan kapal pengangkut batubara yang kini terkatung-katung di pelabuhan China tiba di sana sebelum instruksi tersebut disampaikan.

Baca Juga: Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Hanya Indonesia yang Berani GantiNama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara, China Langsung Mencak-mencak Tak Terima Tapi Tanah Air Tak Peduli

Pemerintah China tidak secara langsung mengaitkan larangan perdagangan ini dengan kemarahan negara itu pada Australia.

Namun pihaknya juga tak menepis pandangan jika larangan ini merupakan tindakan balasan terhadap beberapa langkah Australia termasuk mendorong penyelidikan asal-usul virus corona yang merebak pertama kali di Wuhan.

China telah membantah pihaknya melakukan larangan perdagangan secara terkoordinasi terhadap produk-produk Australia.

Saat ini sekitar sepertiga dari seluruh ekspor Australia dikirim ke China.

Baca Juga: Sesumbar Kalahkan China, Armenia Malah Sebut Produk Militer India 'Cacat' dan Buat MerekaKalah Perang dari Azerbaijan, LangsungTuntut Ganti Rugi Hampir Setengah Triliun ke India

Kapal-kapal pengangkut batubara yang kini terkatung-katung merupakan seperempat dari semua ekspor batubara Australia yang menunggu pemeriksaan bea cukai di China.

Impor batubara metalurgi China dari Australia merosot pada Oktober menjadi 1,53 juta ton, atau sekitar 26 persen dari total impor bahan bakar.

Meskipun ada larangan, Australia tetap menjadi pemasok batubara lintas laut teratas ke China pada tahun 2020, karena Mongolia telah memangkas ekspornya akibat wabah virus corona. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Larang Batubara Australia, China Beli dari Indonesia"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait