Hajatan besar tersebut mengharuskan siswa di Korea untuk hadir dan menyaksikan pameran senjata mereka yang baru.
Hal itu sempat resahkan banyak pihak, yang menyebut acara itu akan menjadi klaster penularan Covid-19 baru di Korea Utara.
Segera setelah parade militer itu digelar, rezim Korea Utara masih mengklaim jika warga mereka bebas Covid-19.
Namun baru-baru ini, negara itu dikabarkan memberlakukan kebijakan belajar di rumah.
Hal ini diterapkan untuk siswa sekolah dasar.
Rupanya, hal ini dilakukan sebagai upaya menghindari pertemuan kelas di tengah upaya program anti-virus Corona nasional.
Dikutip dari Kontan.co.id, Uriminzokkiri, salah satu situs propaganda Korut, mengatakan bahwa para guru sekolah dasar di Pyongyang mengunjungi rumah siswanya setiap tiga hari untuk melakukan pembelajaran saat liburan sekolah berlanjut.
"Dengan adanya liburan untuk anak-anak, jadwal baru seperti itu telah dimulai," kata situs web tersebut. "Selama masih ada anak-anak, ini berlaku untuk distrik, lingkungan, dan unit di mana pun."