Advertorial

Temuan WHO Terus-terusan Berbeda Dengan Klaim Korea Utara yang Sebut Tidak Punya Kasus Virus Corona, Rupanya Begini Temuan WHO

May N

Editor

Intisari-online.com -Korea Utara masih mengklaim jika mereka tidak memiliki kasus Covid-19 di negara mereka.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) laporkan hal yang jelas berbeda.

Dikutip dari Korea Joongang Daily, WHO laporkan ribuan pasien suspek Covid-19 di Korea Utara.

Laporan situasi mingguan dari WHO tentang pandemi di Asia Selatan dan Asia Timur yang dirilis minggu ini, ada 6.165 warga Korea Utara dan 8 warga asing di Korea Utara yang "dideteksi sebagai kasus suspek Covid-19".

Baca Juga: Krisis Pangan Sering Terjadi di Korea Utara, Sampai-sampai Banyak Warganya Jadi Pemakan Sesama, Ini Ceritanya…

Jumlah kasus suspek di Korea Utara tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari yang diberikan oleh WHO dalam laporan sebelumnya.

Tercatat dari 6.165 kasus itu, 805 kasus ditemukan setelah Pyongyang meningkatkan pengawasan pada 22-29 Oktober.

Serta dari jumlah tersebut, 174 pasien dikarantina selama periode itu.

Laporan tapi menambahkan jika tidak ada kasus yang dilaporkan sebagai Covid-19 pada 5 November kemarin.

Baca Juga: Waktu Joe Biden Menang Tidak Bereaksi Apa-apa, Kim Jong-Un Malah Sampai Gelar Rapat Partai untuk Hukum dan Mengutuk Anggota Partai yang Promosikan Praktik yang Melanggar di Korea Utara Ini

Hal ini dianggap oleh WHO sebagai ketidaktahuan rezim bahwa kasus suspek juga termasuk infeksi Covid-19.

Selama berbulan-bulan lamanya, Korea Utara telah dalam penjagaan ketat untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Kim Jong-Un memerintahkan agar perbatasan dengan China ditutup dan lakukan program anti virus Corona di seluruh Korea Utara.

Namun Korea Utara juga memindahkan rakyatnya dalam kampanye perkembangan ekonomi selama 80 hari sampai konvensi partai diadakan Januari besok.

Baca Juga: Hartanya Konon Tembus Rp74 Triliun Tapi Tak Pernah Diketahui Bisnisnya, Siapa Sangka Pabrik Uang Kim Jong-Un Diduda Berasal dari Bisnis Haram Ini

Juli lalu eks-pembelot yang melarikan diri ke Korea Selatan kembali ke rumahnya di Kaesong.

Ia pulang melalui jalur laut di pantai barat.

Hal itu membuat geger Kim Jong-Un, yang kemudian dengan segera nyatakan negara dalam kondisi darurat di wilayah itu.

Kaesong dengan segera ditutup dan tidak boleh ada yang masuk atau keluar dari kota itu menuju wilayah lain di Korea Utara.

Baca Juga: Tak Sudi Lihat Pembelot Bahagia Lepas dari Korut, Kim Jong-un Diam-diam Perintahkan Mata-mata untuk Tangkapi Para Pembelot di Segala Penjuru Negara Tujuan

Sistem pencegahan yang terbilang ekstrim sepanjang tahun 2020 ini tunjukkan ketakutan lumpuhnya sistem kesehatan jika virus Corona sudah menyebar dan merajalela di Korea Utara.

Sistem kesehatan negara itu memang sudah lumpuh, sehingga ditakutkan akan semakin parah karena Covid-19.

Itulah sebabnya Korea Utara dengan segera menutup perbatasan mereka dengan China dan Rusia awal Januari.

Dilaporkan juga pemerintah Korea Utara memaksa ribuan warga termasuk para warga asing lakukan isolasi berminggu-minggu.

Baca Juga: Kim Jong-Un Klaim Tidak Ada Kasus Virus Corona di Negaranya, Justru Korea Utara Coba Curi Informasi Rahasia Vaksin Covid-19, BosMicrosoft: Mereka Putus Asa

Senin lalu Kim adakan rapat Politbiiro dari Partai Buruh.

Dalam rapat itu ia tekankan negara mereka perlu "selalu tingkatkan kewaspadaan, bangun tembok tinggi dan selanjutnya tingkatkan kerja anti-epidemi," seperti dilaporkan dari media pemerintah.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan Selasa lalu jika Pyongyang kemungkinan masih akan mempertahankan pembatasan ketat di perbatasan mereka dalam waktu yang lama.

Tidak terlihat juga tanda jika negara itu akan longgarkan tingkat pencegahan mereka.

Baca Juga: Nasib Apes untuk Para Tentara Korea Utara, Terkena Serangan Ranjau yang Dipasang untuk Negaranya Sendiri, Kejadian Mirip di Scene Drama Korea Crash Landing On You!

"Dengan negara lain telah meningkatkan penanganan antivirus sebagai persiapan penyebaran Covid-19 gelombang kedua di musim dingin, Korea Utara jelas tidak akan melonggarkan penutupan perbatasan mereka," ujar pejabat tersebut.

Pengamatan pejabat Korea Selatan merupakan respon dari laporan di beberapa media Korea Selatan yang sebutkan desas-desus jika Korea Utara mulai longgarkan penjagaan di perbatasan karena dampaknya kepada perekonomian negara.

Namun pejabat Korea Selatan menyebutkan hal itu tidak benar.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait