Find Us On Social Media :

Pasukan TNI Ini Sudah Siap Sedia di Natuna, Jika Pecah Perang, Ini yang Akan Dilakukan Indonesia Terhadap Malaysia, Jangan Pernah Diremehkan!

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 27 November 2020 | 14:00 WIB

Ini yang terjadi jika pecah perang antara Indonesia dan Malaysia

Intisari-Online.com – Beberapa waktu lalu sempat sedikit terjadi ‘keributan’ antara Malaysia dan Indonesia.

Berawal dari video yang viral mengenai suporter Indonesia yang dilukai oleh orang yang diduga dari Malaysia.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali berharap Menpora Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman meminta maaf secara resmi kepada pihaknya.

Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jatim, Menpora Zainudin Amali menyatakan, permintaan maaf secara resmi menunjukkan itikad baik dari pihak Malaysia atas beredarnya video dua suporter Indonesia yang dikeroyok oleh oknum diduga suporter Malaysia.

Baca Juga: Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Hanya Indonesia yang Berani Ganti Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara, China Langsung Mencak-mencak Tak Terima Tapi Tanah Air Tak Peduli

”Memang, sudah ada permintaan maaf di Twitter. Namun, sebaiknya karena kami mengirim surat secara resmi, maka harus dijawab juga secara resmi,” kata Zainudin Amali di Surabaya, Minggu (24/11/2019).

Zainudin Amali berharap Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dapat mencontoh sikap Pemerintah Indonesia yang sebelumnya dilakukan Menpora Imam Nahrawi kala ada kerusuhan di Stadion Gelora Bung Karno pada bulan September 2019 silam.

Kondisi yang memanas antara Indonesia dan Malaysia ini tak urung membuat banyak pihak geram bahkan sempat melambungkan tagar #GanyangMalaysia di sosial media sebagai bentuk kekecewaan atas respon negeri jiran terhadap insiden pengeroyokan suporter.

Namun jika seandainya benar, aksi Ganyang Malaysia dilakukan, maka jangan remehkan kekuatan militer Indonesia.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, TNI AL Kerahkan 9 Kapal Perang dan 1 Pesawat di Laut Natuna Selatan, Ada Apa?

Pasalnya, Indonesia sudah mengambil langkah-langkah strategis dan bakal tegas menindak setiap pelanggaran teritori.

Salah satunya mempersenjatai pulau Natuna.

Melalui Minimum Essential Force (MEF) alias Kekuatan Pokok Minimum yang terbagi tiga tahap, TNI mulai mendorong maju arsenal perangnya ke perbatasan antar negara.

Yang paling kentara ialah perkuatan pulau Natuna yang dihuni oleh Batalyon Komposit yang berisi satuan pemukul dari TNI AD, TNI AL, TNI AU.

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada belanja alutsista gila-gilaan oleh TNI yang bisa membuat meradang seluruh kawasan.

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

 Disana disiagakan tiga KRI ukuran besar sekelas Fregat Bung Tomo class dan Korvet Diponegoro class untuk melakukan patroli di perairan Natuna dan laut China Selatan.

Terbaru tentunya korvet kelas Parchim TNI AL yang tanpa diduga ternyata ikutan nimbrung di Natuna.

Baca Juga: Main Aman Tak Mau Ikut Campur Urusan Laut China Selatan, Ternyata Indonesia Pernah Dijebak China dengan Cara Ini Supaya Terlibat Sengketa di Laut China Selatan

Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.

Belum selesai sampai disitu, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara berkemampuan Maritime Strike.

Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.

Merasa masih kurang? tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad.

Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori Indonesia tanpa izin bahkan pesawat siluman/stealth pun bakal terdeteksi jika mencoba melakukan pelanggaran.

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Tentu dijadikannya Natuna sebagai pangkalan militer pemukul terdepan TNI di bagian utara Indonesia membuat banyak negara was-was.

Salah satunya ialah Malaysia yang sudah panik bukan main karena kekuatan TNI di Natuna bisa memenggal/membelah negara mereka menjadi dua bagian.

Posisi Natuna berada ditengah antara Semenanjung Malaysia serta Sabah dan Sarawak.

Baca Juga: Menlu Amerika Serikat Menemukan 'Cara Baru' untuk Bekerja Sama dengan Indonesia di Laut China Selatan, Pompeo: 'Klaim China Melanggar Hukum'

Maka mau tak mau jika ada pesawat atau kapal laut baik akan dan ke Semenanjung-Sabah & Sarawak, maka harus mendapat clearance dari pihak Indonesia.

Jika Indonesia mau jahat, bisa saja jalur antara Semenanjung- Sarawak diblokade untuk mengurung salah satu wilayah negara Malaysia itu.

Jika nekat terobos tanpa izin maka siap-siap saja terima akibatnya.

Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan disana nantinya akan ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang menganggu kedaulatan Indonesia. (Dewi Lusmawati)

Artikel ini telah tayang di GridHot.id dengan judul “Batalyon Komposit TNI Sudah Siap Sedia di Natuna, Jika Pecah Perang, Indonesia Bisa Penggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian, Jangan Remehkan!”

 Baca Juga: Kondisi Laut China Selatan Memanas, TNI AL Tingkatkan Kemampuan Tempur, Langsung Gelar Latihan Laut dan Udara di Natuna Utara, Berbagai Senjata pun Diturunkan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari