Penulis
Intisari-online.com - Sejauh ini bentrokan antara China dan Taiwan terus mengalami peningkatan.
Apalagi semenjak pemilihan presiden Amerika, banyak terjadi perubahan arah politik yang membuat Taiwan was-was tentang dukungannya dari Amerika.
Sebelumnya Taiwan telah gelontorkan dana besar-besaran untuk membeli senjata canggih dari Amerika.
Bahkan termasuk rudal balistik canggih yang dibeli oleh Taiwan dari Amerika.
Namun, menurut sebuah informasi terbaru, selain mengandalkan modernisasi senjata dari Amerika.
Taiwan juga secara mandiri ingin menggunakan kekuatannya sendiri untuk melawan provokasi China.
Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (21/11/20), kantor kepemimpinan Taiwan mengatakan pekan depan Taiwan akan menghidupkan rencana produksi senjatanya.
Hal itu dilakukan dalam konteks meningkatkan kekuatan terhadap tekanan Beijing.
Baca Juga: Misteri Senjata Biologis Buatan Korea Utara: 'Mungkin Masih Mengejar Kemampuan Senjata Biologis'
Xavier Chang, juru bicara pemimpin Taiwan, mengatakan minggu depan, Taiwan secara resmi akan meluncurkan rencana untuk membangun delapan kapal selam militer modern.
Yang secara berturut-turut digunakan untuk memperkuat pertahanan pulau itu.
"Ini adalah rencana yang sangat penting, sekaligus tonggak baru dalam pembangunan kapal selam Taiwan. Thai Anh Van akan berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun ke-24 sebelum melaksanakan rencana tersebut," kata juru bicara Xavier Chang.
Program untuk membangun delapan kapal selam modern adalah bagian dari rencana pengembangan Angkatan Pertahanan Taiwan Thai Anh Van.
Kapal selam pertama dari armada kapal selam Taiwan diperkirakan menelan biaya 1,72 miliar dollar AS, dan akan mulai beroperasi pada akhir 2021.
Senjata berat ini bukan hal baru di Taiwan pasalnya, senjata ini bak hantu gentayangan yang digunakan pada Perang Dunia II.
Taiwan saat ini memiliki 4 kapal selam, 2 diproduksi oleh Belanda, 2 digunakan dari Perang Dunia II.
Namun, tidak ada kapal selam Taiwan yang sebanding dengan kapal selam China .
Sejak membeli dua kapal selam Belanda pada tahun 1980, Taiwan tidak dapat lagi membeli kapal selam karena tekanan dari China.
Rencana Taiwan untuk membangun kapal selam pernah ditunda.
Namun, karena tekanan militer China yang semakin meningkat, Thai Anh Van memutuskan untuk memulai kembali rencana ini.
Sebuah bangunan kapal selam di Kota Kaohsiung telah siap untuk beroperasi sejak Mei tahun lalu, kata Pasukan Bela Diri Taiwan.
Pengumuman rencana pembangunan kapal selam Taiwan datang di tengah meningkatnya ketegangan antara pulau itu dan Beijing.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah meningkatkan penjualan senjata canggih dan mengirim pejabat tinggi untuk mengunjungi Taiwan, meskipun ada protes dari China.
Menurut beberapa ahli, pemerintahan baru Biden mungkin lebih berhati-hati dalam menjual senjata ke Taiwan.
Oleh karena itu, Taiwan harus "berdiri sendiri" dalam menghadapi tekanan militer yang meningkat dari China.
China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan harus dipersatukan, bahkan dengan kekerasan, jika perlu.