Advertorial
Intisari-online.com - Konflik antara China dan Taiwan memang terus memanas dari waktu ke waktu.
China sendiri menegaskan pihaknya tak mau berkompromi untuk menggempur Taiwan.
Sejauh ini sudah lakukan tindakan agresif untuk mengancam sekaligus memprovokasi Taiwan, seperti mengirim pesawat tak berawak dan latihan militer di perbatasan.
Sementara itu Taiwan yang juga waspada dengan tindakan China, berusaha memperkuat persenjataan militernya.
Taiwan dikatakan terus menggelontorkan dana untuk membeli senjata militer dari Amerika.
Mulai dari rudal balistik, senjata pertahanan hingga pesawat tempur canggih di beli Taiwan dari Amerika.
Namun, baru-baru ini Taiwan dilaporkan mengalami masalah serius dalam persenjataan militernya.
Menurut 24h.com.vn, Jumat (20/11/20), tentara Taiwan temukan sinyal aneh pada pesawat tempur F-16 yang dibelinya dari Amerika.
Sinyal aneh tersebut kemungkinan besar berasal dari pesawat tempur F-16 yang jatuh dua hari sebelumnya.
Pejabat pertahanan Taiwan Yen De-fa pada 19 November mengatakan upaya pencarian difokuskan pada sumber sinyal aneh, sekitar 16,7 km dari pulau Taiwan.
Kolonel Chiang Cheng-chih, pilot langsung F-16, lepas landas dari Hualien pada pukul 6 sore (waktu setempat) pada 17 November.
Pesawat itu kemudian menghilang dari layar radar hanya dalam 2 menit.
Kapal patroli Taiwan menerima sinyal aneh pada jam 9 pagi keesokan harinya.
Ini adalah petunjuk penting dalam upaya menemukan pesawat mati dan pilot yang hilang.
Menanggapi penyebab jatuhnya pesawat tersebut, Yan mengatakan langkah awal yang bisa disimpulkan adalah karena pilot mengalami disorientasi.
"Kami tidak menutup kemungkinan ini, setelah menilai kondisi cuaca, komunikasi dari pesawat dan status pengoperasian pesawat," kata Yan.
Saat terbang di malam hari, pilot mungkin kehilangan kemampuan untuk mengenali ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, dan faktor terkait lainnya.
Namun, Yan menekankan bahwa ini bukan kesimpulan akhir dan penyelidikan komprehensif masih menunggu.
Taiwan memobilisasi sejumlah besar pesawat pengintai, kapal perang berusaha menemukan pesawat itu jatuh.
Mereka bahkan menyewa perusahaan swasta untuk menyelamatkan pesawat tersebut.
"Kapal selam perusahaan swasta sudah ada di pelabuhan Hualien," ungkap Yan.
Pejabat Taiwan tidak mengesampingkan kemungkinan pesawat tersebut mogok saat jatuh ke laut, sehingga banyak sinyal yang datang dari berbagai bagian pesawat.
Dalam jangka pendek, kapal selam akan melacak sinyal pertama, di kedalaman sekitar 900 meter.
Sejak insiden 17 November, Taiwan telah melarang semua 150 penerbangan F-16 yang dibeli dari AS, menilai kembali seluruh proses perawatan dan pelatihan pilot.