Find Us On Social Media :

Perjanjian Baru Antara China- Asia Pasifik Kian Terwujud, Giliran Uni Eropa dan AS yang Geger dan Ketar-ketir Kebangkitan China Sampai 'Sekutu Barat' Ingin Dibentuk Lagi

By Maymunah Nasution, Kamis, 19 November 2020 | 15:51 WIB

Ilustrasi perang dagang

Ia mengatakan dana miliaran Euro Uni Eropa untuk negara anggotanya tidak boleh masuk ke perusahaan-perusahaan China untuk konstruksi dan infrastruktur penting.

"Perdagangan Uni Eropa dan China sangat penuh dengan konflik, 65% dari pertahanan perdagangan dari Uni Eropa berhubungan langsung kepada China," papar Weber.

"Ini memberikanmu ide jika China adalah masalah terbesar kami dalam upaya Uni Eropa untuk mencapai hubungan perdagangan yang adil dan normal."

Uni Eropa terus-terusan laporkan tidak adanya kemajuan dari negosiator China saat deadline semakin mepet unuk meraih kesepakatan investasi akhir Desember mendatang.

Baca Juga: Selama Ini Sebut Tak Butuh Bantuan China, Tiba-tiba Negara Tetangga Indonesia Ini Tawarkan Tandatangani Perjanjian Perdagangan yang Didukung China Ini, Apa yang Terjadi?

Jika China gagal untuk memberikan janji konkrit, Weber mengatakan Uni Eropa harus mempertimbangkan melarang perusahaan China menawar sektor pengadaan publik Uni Eropa yang menguntungkan yang menyumbang 14% dari PDB blok itu.

"China harus memahami bahwa pembicaraan yang sedang berlangsung ini sangat penting karena mereka memberi kami gambaran apakah China siap mengikuti pendekatan kemitraan ini atau tidak," ujar Weber.

"Di satu sisi, ini adalah simbol apakah China siap untuk melangkah ke arah kami atau apakah mereka melanjutkan diplomasi agresif mereka di Eropa mengenai masalah seperti Taiwan atau situasi di Xinjiang.

"Jika kami tidak melihat kemajuan, segalanya akan menjadi lebih buruk."

Baca Juga: Bikin Cemas, Rekaman Serangan Amfibi Tentara China Beredar Luas, Militer China Percepat Persiapan Konflik di Laut China Selatan?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini