"Kita perlu penggabungan apa maksudnya 'Dunia Barat', kini dengan Joe Biden sebagai partner konstruktif, untuk hadapi tantangan melawan China ini, ini adalah pertanyaan penting dalam 10 tahun ke depan." ujarnya.
RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership adalah perjanjian perdagangan yang ditandatangani China dan 14 negara Asia-Pasifik, termasuk Jepang dan Australia, beberapa hari setelah Joe Biden memenangkan pemilu AS.
Perjanjian itu menjadikan wilayah sebagai wilayah perdagangan bebas terbesar di dunia dan langsung melemahkan pengaruh AS di wilayah Pasifik.
Weber juga menyinggung masalah Hong Kong, di mana pembuat hukum dari pihak oposisi semakin dikekang oleh Beijing.
"China adalah musuh bagi ide Uni Eropa tentang cara hidup Eropa, bagaimana kami menentukan masyarakat kami berkembang seperti apa, terutama dengan perkembangan yang terjadi di Hong Kong," jelasnya.
Pernyataan Weber datang saat Uni Eropa bersiap bersekutu dengan AS melawan beberapa kebijakan China.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, ayang juga dari Partai Rakyat Eropa, sebelumnya memanggil "agenda transatlantik baru" yang merujuk AS bergabung dengan perjanjian iklim Paris dan Organisasi Perdagangan Dunia.
Ini kontras dengan tidak adanya komitmen dari Beijing untuk akses pasar bagi pebisnis luar negeri, hal yang membuat Uni Eropa kesal kepada China.