Find Us On Social Media :

Perjanjian Baru Antara China- Asia Pasifik Kian Terwujud, Giliran Uni Eropa dan AS yang Geger dan Ketar-ketir Kebangkitan China Sampai 'Sekutu Barat' Ingin Dibentuk Lagi

By Maymunah Nasution, Kamis, 19 November 2020 | 15:51 WIB

Ilustrasi perang dagang

"Kita perlu penggabungan apa maksudnya 'Dunia Barat', kini dengan Joe Biden sebagai partner konstruktif, untuk hadapi tantangan melawan China ini, ini adalah pertanyaan penting dalam 10 tahun ke depan." ujarnya.

RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership adalah perjanjian perdagangan yang ditandatangani China dan 14 negara Asia-Pasifik, termasuk Jepang dan Australia, beberapa hari setelah Joe Biden memenangkan pemilu AS.

Perjanjian itu menjadikan wilayah sebagai wilayah perdagangan bebas terbesar di dunia dan langsung melemahkan pengaruh AS di wilayah Pasifik.

Weber juga menyinggung masalah Hong Kong, di mana pembuat hukum dari pihak oposisi semakin dikekang oleh Beijing.

Baca Juga: 'Hanya Presiden Biden yang Bisa Mencegahnya', Banyak Pakar Khawatirkan Pecahnya Perang AS dan China yang Bisa Lebih Ngeri Daripada Perang Dunia I

"China adalah musuh bagi ide Uni Eropa tentang cara hidup Eropa, bagaimana kami menentukan masyarakat kami berkembang seperti apa, terutama dengan perkembangan yang terjadi di Hong Kong," jelasnya.

Pernyataan Weber datang saat Uni Eropa bersiap bersekutu dengan AS melawan beberapa kebijakan China.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, ayang juga dari Partai Rakyat Eropa, sebelumnya memanggil "agenda transatlantik baru" yang merujuk AS bergabung dengan perjanjian iklim Paris dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Ini kontras dengan tidak adanya komitmen dari Beijing untuk akses pasar bagi pebisnis luar negeri, hal yang membuat Uni Eropa kesal kepada China.

Baca Juga: Risih Dengan Kebangkitan China Lewat Belt And Road Initiative, Eropa Buka Kontes Geopolitik Dengan 'Inisiatif Tiga Laut', Sebuah Jawaban Atas Aksi China?