Find Us On Social Media :

Mental Armenia Remuk Bubuk Setelah Kekalahannya Dari Azerbaijan Atas Wilayah Nagorno-Karabakh, Bukan Karena Pencaplokan, Melainkan Pengkhianatan Negara Sekutu Mereka Ini

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 November 2020 | 14:35 WIB

Peta Pertempuran Nagorno-Karabakh

Sebaliknya, Azerbaijan mulai bangkit, dan Baku menginvestigasikan sebagian besar pendapatan minyak ke militer Azerbaijan.

Kedua negara menjadi semakin berbeda, Azerbaijan semakin kuat sedangkan Armenia malah hanya menggantungkan militer mereka kepada Rusia, yang dilihat mereka sebagai penjamin kemajuan militer mereka.

Armenia semakin jumawa setelah tahun 2008 perang di Georgia dan krisis finansial global yang buktikan pihak Barat tidak dapat mencegah kekalahan militer mereka di Kaukasus, Georgia.

Kemerdekaan Kosovo di tahun yang sama menciptakan negara Albania kedua di wilayah Balkan, yang dilihat Armenia sebagai bukti kemerdekaan Nagorno-Karabakh untuk mereka suatu hari annti.

Baca Juga: Merangsek Masuk ke Tengah Pertempuran Sengit antara Armenia dan Azerbaijan, Rusia Kirimkan 10 Pesawat dan 2.000 Pasukan Perdamaian, Putin: Armenia Kalah dan Azerbaijan Menang

Harapan semakin melambung tinggi setelah aneksasi Krimea oleh Rusia tahun 2014, yang tunjukkan beberapa kesamaan dengan pencaplokan Armenia ke Nagorno-Karabakh dua puluh tahun sebelumnya.

Hasilnya, Armenia menghiraukan negosiasi yang dipimpin OSCE dan menganggapnya hanya angin lalu saja.

Kondisi mulai berubah memasuki April 2016, ketegangan meningkat membawa perang empat hari yang sebabkan Azerbaijan mendapatkan kontrol beberapa wilayah yang dulunya diduduki Armenia.

Lebih pentingnya, saat Moskow menegosiasikan gencatan senjata beberapa hari sebelumnya, mereka tidak memukul mundur pendudukan Azerbaijan, sebuah alarm bagi Armenia jika mereka memperhatikan.

Baca Juga: Menang Perang di Nagorno-Karabakh, Begini Taktik Azerbaijan Lawan Armenia, Simak Logika Militernya!