Find Us On Social Media :

Dikenal Haus Darah, Nyatanya Misi Kopassus Gagal Demi Selamatkan Seorang Anak, Kemarahan Komandannya Diterima Bulat-bulat Tapi Dia Tidak Menyesal, 'Itu Nurani Setiap Manusia'

By Mentari DP, Rabu, 28 Oktober 2020 | 15:10 WIB

Kopassus TNI AD.

 

Saat itu, Letnan Satu Djon Afriadi memimpin 10 orang anggota Kopassus di Aceh.

Misi mereka jelas, rebut sebanyak-banyaknya senjata musuh dan tekan gerakan separatis.

Tanggal 9 Mei 2001 tim yang dipimpin Lettu Afriadi terlibat kontak dengan sejumlah besar anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Afriadi optimistis timnya bisa menang dan merebut banyak senjata.

Namun, tiba-tiba di tengah sawah tempat pertempuran itu, seorang ibu berlari sambil menggendong anak perempuannya.

Prajurit Kopassus menghentikan tembakan.

Mereka berteriak-teriak agar ibu itu menyingkir karena pihak GAM terus menerus menembak.

Namun nahas, sebelum tim Kopassus menyelamatkannya, sebutir peluru yang diduga dari pihak GAM mengenai ibu tersebut.

Melihat hal itu, seorang anak buah Lettu Afriadi yang bernama Pratu Stanley langsung merayap maju.

Tindakan yang dilakukan Pratu Stanley sungguh nekat.

Dia maju sampai 30 meter sambil terus menembak ke arah musuh dan melindungi anak perempuan itu.

Anak perempuan itu selamat dan dibawa ke Posko Parako untuk kemudian dicari sanak keluarganya.

Baca Juga: Dikenal Jadi Negara Maju, Justru Tingkat Anak Hilang di AS Sangat Tinggi, 45 Anak Hilang Ditemukan dan 179 Orang Jadi Tersangka Perdagangan Manusia, 'Anak-anak Itu Dieksploitasi'