Find Us On Social Media :

Fakta Baru! Pertama Kalinya Ilmuwan Temukan Lebih Banyak Air di Bulan Setelah Selama Ini Dianggap Kering Kerontang

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 27 Oktober 2020 | 14:20 WIB

Bulan

Intisari-Online.com - Dua studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy pada hari Senin (26/10).

Studi itu menunjukkan kemungkinan ada lebih banyak air daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Itu termasuk es yang tersimpan dalam bayangan "perangkap dingin" permanen di daerah kutub bulan.

"Kami mengumumkan bahwa, untuk pertama kalinya, kami telah mengonfirmasi H2O di daerah yang diterangi matahari di bulan."

Baca Juga: Berbalik Musuhi China yang Kemaruk, Negara Ini Kerahkan Ratusan Milisi Non-Militer untuk Jaga Wilayahnya di Laut China Selatan, Ahli Peringatkan Terjadinya Bentrokan Brutal

"Ini menunjukkan bahwa air mungkin didistribusikan ke seluruh permukaan bulan," cuit NASA pada hari Senin (26/10) dari akun NASA Moon.

Selama beberapa dekade, bulan dianggap kering kerontang.

Tetapi 11 tahun yang lalu, penelitian menemukan bahwa air relatif tersebar luas dalam jumlah kecil di sisi gelap bulan.

Sebuah tim peneliti sekarang melaporkan deteksi jelas pertama dari molekul air di area yang diterangi matahari.

Baca Juga: Punya Tambang Emas yang Mampu Hasilkan dengan 1.200 Ton Emas, di Negara Ini Gudangnya Saja Menyimpan Emas dengan 2.000 Ton, Begini Penampakannya!

Air minum, bahan bakar roket

Lebih dari 15.400 mil persegi (40.000 kilometer persegi) medan bulan memiliki kemampuan untuk memerangkap air dalam bentuk es, menurut kepala tim penelitian Paul Hayne dari University of Colorado.

Hayne menjelaskan daerah itu kira-kira 20% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Kim Jong-un Bisa Hukum Warganya Gara-gara Masalah Sepele, Ini Cerita Kekejaman di Penjara Korea Utara, Napi Dipaksa Minum Air Sungai yang Tercemar Abu Mayat

Ia menambahkan bahwa suhu di ''perangkap dingin'' ini sangat rendah yakni minus 261 derajat Fahrenheit (minus 163 derajat Celcius).

Yang berarti bisa menyimpan es selama jutaan atau bahkan miliaran tahun.

Dengan menggunakan data dari Lunar Reconnaissance Orbiter NASA, para ilmuwan menemukan perangkap dingin dari yang berukuran kecil beberapa meter, lebar 18 mil (30 kilometer), dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Hanya Tinggal di Desa Ini Anda Akan Digaji Rp138 Juta Per Tahun Selama 3 Tahun Plus Subsidi Rp763 Juta, dan Uang Muka Rp347 Juta, Tapi Penuhi Dulu Syarat-Syarat Ini

Penemuan ini meningkatkan prospek menggiurkan bahwa astronot dalam misi masa depan dapat memanfaatkan sumber daya ini untuk kebutuhan minum.

Bahkan mengubahnya menjadi hidrogen dan oksigen untuk bahan bakar roket atau oksigen untuk bernapas.

"Kami yakin ini akan membantu memperluas kemungkinan tempat pendaratan untuk misi pencarian air bulan di masa depan."

"Membuka daerah yang sebelumnya dianggap 'terlarang' karena kering kerontang,'' kata Hayne kepada Associated Press.

Baca Juga: Jika Terpilih Lagi, Ini Daftar Orang-orang yang Akan 'Dieksekusi' Trump, Siapa Saja?

Anggota tim penulis lainnya Casey Honniball dari Institut Geofisika dan Planetologi Hawaii, mengatakan air mungkin terperangkap dalam manik-manik kaca, atau zat lain yang melindunginya dari lingkungan bulan yang ekstrem.

Dia mengatakan bahwa jika air ditemukan "cukup melimpah di lokasi tertentu", astronot mungkin dapat menggunakannya sebagai sumber daya untuk eksplorasi manusia.

Ilmuwan percaya air bulan berasal dari komet, asteroid, debu planet, angin surya, atau letusan gunung api bulan.

Baca Juga: Lelah Ditanya Apa Fungsi Jet Tempur F-16 Turki, Presiden Azerbaijan Akhirnya Angkat Bicara, Sedang Ini Jawaban Erdogan Hadapi Kegeraman AS Atas Rudal S-400 Rusia

Menurut Hayne, para peneliti akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penemuan air di bulan "jika kita bisa turun ke permukaan dan menganalisis sampel es."

AS ingin NASA mengirimkan astronotnya lagi ke bulan pada tahun 2024 sebagai bagian dari misi yang diberi nama Artemis.

Baca Juga: Covid Hari Ini 27 Oktober 2020: Vaksin Covid-19 Ada yang Gratis dan Bayar Sendiri, Jokowi Minta Harga Vaksinasi Mandiri Terjangkau

 (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Lebih Banyak Air di Bulan