Intisari-Online.com - Konflik di Laut China Selatan masih berlangsung hingga kini.
Konflik makin meluas, tak hanya melibatkan militer negara berkonflik saja, tetapi milisi non-militer pun mulai terlibat.
Tampaknya bentrokan antara China dan Filipina mulai memasuki babak baru, dengan milisi Filipina mulai turut serta dalam konflik di Laut China Selatan.
Pada masa-masa awal Presiden Filipina menjabat, Rodrigo Duterte membalikkan dekade kebijakan luar negeri dengan mengubah arah keberpihakan negaranya dari sekutu lama AS dan berputar menuju China.
Pejabat China dan Filipina menyatakan 'masa emas' dalam hubungan mereka.
Tetapi, empat tahun kemudian, masa emas itu berakhir.
Meningkatnya invasi militer China di Laut China Selatan dan janji-janji investasi yang tidak terpenuhi, ditambah dengan pandangan buruk publik di Filipina tas penanganan China terhadap virus corona, telah menuntun pemerintahan Duterte untuk memikirkan kembali hubungannya dengan Beijing.
Pengadilan internasional mendukung Filipina pada 2016 bahwa klaim China atas sebagian besar Laut China Selatan tidak valid.