Find Us On Social Media :

Ingat, Jangan Pernah Beli Minyak Goreng dengan Ciri-ciri Seperti yang Dijual Pedagang Nakal Ini, Berbahaya! Bisa Sebabkan Penyakit Mematikan Ini!

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 Oktober 2020 | 06:00 WIB

minyak jelantah

Pada proses penggorengan pertama, minyak memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi.

Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun dengan semakin seringnya minyak goreng dipakai secara berulang, sedangkan kadar asam lemak jenuhnya meningkat.

Minyak goreng yang digunakan lebih dari empat kali akan mengalami proses oksidasi.

Proses oksidasi tersebut akan membentuk gugus peroksida dan monomer siklik.

Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan gugus peroksida dalam dosis yang besar dapat merangsang terjadiya kanker kolon.

Selain itu, penggunaan minyak jelantah dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan diare. Masih sayang mau buang minyak jelantah?

Sebagai media transfer panas, saat proses penggorengan berlansung, dengan pemanasan yang tinggi hingga mencapai suhu 200 derajal Celsius, minyak goreng akan tereadsorbsi pada makanan.

Minyak goreng ini akan masuk mengiri ruang-ruang kosong pada makanan sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40 persen minyak.

Dengan demikian, mau tidak mau minyak goreng ikut terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Jangan Sampai Bau! Begini Cara Simpan Minyak Goreng Bekas Agar Bisa Digunakan Memasak Lagi