Find Us On Social Media :

Poros Wiranto-Pentagon, 'Buah Simalakama' AS dalam Kemerdekaan Timor Leste, 'Tutup Kuping' Adanya Pembantaian Demi Bisnis Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 20 Oktober 2020 | 17:15 WIB

Ilustrasi warga provinsi Timor Timur

“Selama ada kebijakan ganda - Deplu vs Pentagon - tidak ada konsekuensi praktis dari Deplu sehingga Indonesia yakin bisa lolos,” ujarnya. “Saat itulah departemen pertahanan - Cohen - mengambil langkah yang mengubah banyak hal.”

Cohen terbang ke Indonesia dan bertemu dengan Wiranto pada 30 September, sebulan setelah orang Timor Lorosa'e sangat memilih untuk merdeka meskipun berbulan-bulan terjadi kekerasan dan intimidasi yang hanya akan disambut dengan lebih banyak lagi dari militer Indonesia dan milisi pro-integrasi lokal.

Ribuan orang tewas.

Baca Juga: Media Inggris Sampai Keheranan, Meski Timor Leste Miskin, Rakyatnya Banyak yang Menderita Malnutrisi Hingga Penyakit Kronis, Justru Berhasil Kalahkan Virus Corona, Ini Rahasianya!

Menurut kabel departemen luar negeri, Wiranto mengklaim situasi di Timor Timur telah “dibesar-besarkan oleh media” dan bahwa sekarang pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Australia, Interfet, telah dikerahkan, situasinya terkendali.

Dia terus menyangkal bahwa TNI mendukung milisi.

Cohen menjawab bahwa dia “harus terus terang dan berkata bahwa meskipun TNI telah melakukan“ beberapa hal positif ”, semuanya dibayangi oleh kejadian-kejadian di Timor Timur.

“Jenderal Wiranto telah mengindikasikan bahwa beberapa orang mungkin tidak puas dengan hasil pemungutan suara, tapi itu tidak pernah bisa membenarkan amukan yang mengikutinya,” kabel tersebut menjelaskan kata-kata Cohen.

Baca Juga: Sebelum Tragedi Santa Cruz 1991: Pemerintah Indonesia Gagalkan Kunjungan Portugal Gara-gara Wartawan Ausralia Ini, Memicu Kemarahan Kelompok Pro-Kemerdekaan Timor Leste