Selanjutnya banyak yang mengecam hasil pemilu sebagai penipuan.
Audit pemilihan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang dirilis beberapa minggu kemudian menyatakan bahwa ada "manipulasi yang disengaja" dan "penyimpangan serius" dalam penghitungan suara.
Audit tersebut akan segera diawasi dengan ketat, tetapi efeknya langsung terlihat.
Badan tersebut mengatakan mereka tidak bisa memastikan hasil pemilu, dan selanjutnya membuat kritik rakyat menggila untuk Morales turun dari jabatannya.
Protes muncul di seluruh negara berminggu-minggu sampai lusinan orang meninggal karena kekacauan negara tersebut.
Di tengah tekanan dari rakyat untuk pasukan militer turunkan Morales, Morales melarikan diri dari Bolivia dan sekarang masih tetap di pengasingan.
Kepemimpinan Bolivia kemudian dipimpin oleh penegak hukum oposisi sayap kanan Jeanine Anez, yang menjabat sementara pada November 2019, meskipun tidak ada quorum yang menunjuknya.
Ia menjanjikan perubahan di pemilihan berikutnya, tapi setahun kemudian, pemilu tersebut hanyalah sebuah janji palsu.