Find Us On Social Media :

Tak Ingin Kalah Tapi Pegangannya Lemah, Inilah Bom Waktu Terbesar yang Bikin Iran Ubah Retorika Diplomatiknya soal Perang Armenia-Azerbaijan, dari Sok Netral Jadi Gembar-gembor Mendukung

By Tatik Ariyani, Kamis, 15 Oktober 2020 | 18:42 WIB

Militer Iran

Teheran menuduh Ankara memicu konflik dengan mendesak Azerbaijan untuk mencoba merebut kembali sebanyak mungkin wilayah yang diduduki sebelum menyetujui gencatan senjata dan pembicaraan diplomatik.

Namun, sementara Iran masih berselisih dengan Turki di Suriah, Teheran tidak ingin meningkatkan ketegangan atas Armenia dan Azerbaijan terlalu jauh.

Dua masalah utama mendorong pemikiran Teheran di sini. Pertama, Turki dengan mudah dapat membalas ke Iran.

Ankara dapat berusaha untuk menghasut sejumlah besar etnis (Turki) penduduk Azeri di Iran agar menentang kebijakan Teheran.

Kedua, meski masih ada kecurigaan antara kedua kekuatan itu, Turki adalah tetangga penting dan mitra dagang bagi Iran.

Saat ini, tidak ada yang benar-benar menganggap mediasi Iran sebagai proposisi yang serius.

Teheran, berkat kebuntuannya yang terus berlanjut dengan Washington dan keasyikan dengan konflik di dunia Arab, jarang sekali terikat pada Moskow di Kaukasus Selatan.

Ketika Iran duduk di belakang dan dengan cemas menyaksikan Rusia dan Turki bertindak sebagai dua pendorong asing utama di balik konflik Armenia-Azerbaijan, Iran juga ingin melihat pertempuran ini cepat berakhir, karena jika diperluas, dapat menyeret Iran ke dalam perang regional baru yang hampir tidak mampu mereka tanggung.

Baca Juga: Dikenal Sering Abaikan Rakyatnya Sendiri dan Pentingkan Selir-selirnya, Ternyata Raja Thailand Tak Akan Tumbang Meski Diprotes Seluruh Rakyatnya, Gara-gara Hukum Ini