Find Us On Social Media :

Tak Ingin Kalah Tapi Pegangannya Lemah, Inilah Bom Waktu Terbesar yang Bikin Iran Ubah Retorika Diplomatiknya soal Perang Armenia-Azerbaijan, dari Sok Netral Jadi Gembar-gembor Mendukung

By Tatik Ariyani, Kamis, 15 Oktober 2020 | 18:42 WIB

Militer Iran

Melansir Foreign Policy, Rabu (14/10/2020), empat hari setelah pertempuran Armenia-Azerbaijan, Teheran tiba-tiba mengubah retorika diplomatiknya dari penekanan pada netralitas dan kesediaan untuk menengahi antara Yerevan (ibukota Armenia) dan Baku (ibukota Azerbaijan) menjadi klaim bahwa Iran telah memihak Azerbaijan.

Pada 1 Oktober, perwakilan politik Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung Azerbaijan.

Pernyataan itu mengatakan bahwa “tidak ada keraguan” bahwa wilayah Nagorno-Karabakh milik Azerbaijan.

Namun pernyataan itu dikeluarkan tepat ketika laporan mengungkapkan bahwa Teheran telah membuka wilayah udaranya untuk pasokan militer Rusia yang ditujukan ke Armenia.

Penyebutan semata-mata tentang kemungkinan Iran bertindak sebagai saluran senjata untuk Armenia pasti akan menjadi berita yang luar biasa, dan itu segera dibantah oleh Teheran.

Presiden Iran Hassan Rouhani, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, dan Ali Akbar Velayati, penasihat kebijakan luar negeri untuk Khamenei, semua menegaskan kembali posisi bahwa Armenia harus meninggalkan wilayah Azerbaijan yang telah diduduki sejak tahun 1994.

Momentum populer di balik keberpihakan sepenuhnya dengan Baku begitu besar sehingga Teheran bahkan tidak mengizinkan kemitraan erat Azerbaijan dengan Israel menghalangi upaya mereka.

Azerbaijan juga kebetulan memiliki hubungan ekonomi, militer, dan intelijen yang erat dengan Israel, musuh bebuyutan regional Teheran.

Baca Juga: Ini Sejumlah Hal yang Disiapkan Pentagon Menyambut Kedatangan Menhan Prabowo Subianto, Apa Saja?