Find Us On Social Media :

Australia Dibuat Geram oleh China, Proyek Hibah ke Papua Nugini Malah Direbut Secara Serakah Lewat Badan Keuangan Ternama Ini, 'Tak Ada Transparansi Sama Sekali!'

By Maymunah Nasution, Rabu, 14 Oktober 2020 | 15:27 WIB

Jalan di Papua Nugini

Termasuk di dalamnya memperbaiki jalan dari Alotau ke Cape Timur di Provinsi Milne Bay.

Kontrak tersebut senilai 35 juta Dolar Australia atau 89 juta Kina (mata uang Papua Nugini), dan justru tidak dikerjakan tapi malah melayang ke perusahaan konstruksi China, China Overseas Engineering Group Co. atau COVEC.

Perusahaan ternama Papua Nugini, Devcon, diberi sebagian dari kontrak dan pekerjaan kecil dari proyek mega besar tersebut.

Baca Juga: Timor Leste Butuh Dana Super Besar untuk Proyek 'Penyedia Kekayaan' Rakyatnya, Australia Kelimpungan, Tak Bisa Bantu tapi Tak Sudi Negara Ambil Alih Pengaruhnya di Bumi Lorosa'e

Sementara itu, COVEC membayar warga lokal hanya 1 Kina dari seluruh uang yang seharusnya masuk ke negara Papua Nugini tersebut.

1 Kina diberikan ke warga lokal per meter kubik untuk royalti kerikil, sementara perusahaan lokal membayar mereka sekitar 6 Kina per meter kubik.

Proyek ini tentunya tidak sesuai dengan standar Australia dan Selandia Baru yang telah berikan bantuan yang banyak, dan ditakutkan, hasil yang didapat tidak akan bertahan lama.

COVEC adalah perusahaan yang sama dengan yang tahun 2017 dituntut sebesar 50 juta Kina karena secara ilegal mengeruk material jalanan dari lahan pribadi warga Papua Nugini untuk mega proyek di Provinsi Simbu.

Baca Juga: Bukan Timor Leste, Negara Tetangga Indonesia Ini Dukung Penuh Kebijakan Luar Negeri Tiongkok Sama Seperti Negara-negara Afrika, Pakar: Mereka Ingin Dibeli China