Penulis
Intisari-Online.com - Ketegangan di Laut China Selatan tak kunjung reda, justru makin meningkat.
China pun telah melakukan latihan militer berkala, termasuk di sekitar wilayah yang disengketakan.
Namun, pengaturan latihan militer terbaru oleh China disebut pakar jarang terjadi.
Melansir Aljazeera.com (28/9/2020), China telah memulai lima latihan militer secara bersamaan di berbagai bagian pantainya, yang kedua kalinya dalam dua bulan.
Latihan militer secara bersamaan itu dilatar belakangi oleh meningkatnya ketegangan regional.
Sebuah laporan kantor berita Reuters pada hari Senin mengatakan dua dari latihan itu diadakan di dekat Kepulauan Paracel di Laut China Selatan yang disengketakan.
Satu di Laut China Timur, dan satu lagi di utara di Laut Bohai, Administrasi Keselamatan Maritim mengatakan hal itu dalam pemberitahuan pada situsnya.
Sementara itu, di bagian selatan Laut Kuning, latihan militer termasuk latihan tembak langsung akan diadakan dari Senin hingga Rabu, katanya dalam pemberitahuan lain.
Ia menambahkan bahwa semua kapal dilarang memasuki daerah tersebut.
Dalam upaya melatih militer siap tempur, China memang mengadakan latihan semacam itu secara berkala.
Namun, beberapa latihan yang dilakukan pada waktu yang sama jarang terjadi.
Hal itu seperti yang disampaikan pakar militer China.
Baca Juga: Pria Asal Timor Leste Buat Onar dengan Pisau Daging di Inggris
Ia mengatakan bahwa empat latihan terpisah diumumkan bulan lalu, dan itu merupakan pengaturan yang jarang terjadi.
Sebagai tanggapan, Amerika Serikat mengirim pesawat mata-mata ke zona larangan terbang di atas latihan militer tembakan langsung China saat China mengajukan "pernyataan tegas" dengan Washington.
China dan AS baru-baru ini berselisih tentang berbagai masalah dari Taiwan dan pandemi virus corona hingga perdagangan dan hak asasi manusia.
Pada hari Minggu, sebuah pernyataan departemen luar negeri AS mengatakan China telah "mengejar militerisasi yang sembrono dan provokatif" dari pos-pos terdepan yang disengketakan di Kepulauan Spratly Laut China Selatan.
Juga bahwa Partai Komunis yang memerintah China "tidak menghormati kata-kata atau komitmennya".
Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin pada hari Senin mengatakan tindakan militer AS telah menjadikannya "ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan".
Selain latihan militer tersebut, China juga sering mengadakan kegiatan militer di dekat Taiwan, menyatakan bahwa latihan tersebut diarahkan ke pulau yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Pada hari Jumat, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa China mengancam atau memasuki wilayah udaranya 46 kali dalam sembilan hari terakhir.
Peristiwa lainnya terjadi awal bulan ini, ketika sebuah kapal patroli Indonesia menghadapi kapal penjaga pantai Tiongkok yang menghabiskan hampir tiga hari di perairan yang diklaim Indonesia sebagai zona ekonomi eksklusif dan berada di dekat bagian paling selatan Laut Tiongkok Selatan.
Terkait klaim China atas Laut China Selatan, Filipina, Malaysia, dan Vietnam juga telah terlibat dalam penolakan terhadap klaim serta tindakan China di wilayah tersebut.
Sementara kemajuan dalam pembicaraan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan China atas Laut China Selatan masih tampak terhenti.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari