Sejak Uni Soviet runtuh, ancaman misil dari Korea Utara dan China meningkat.
Jepang menghadapi hal-hal tersebut lewat persekutuannya dengan AS.
Jepang sendiri juga membangun sistem pertahanan misil yang dibuat bekerja di darat dan di laut.
AS, sementara itu, membantu Jepang mempertahankan dengan kemampuan menyerangnya untuk menghukum negara lain yang menyerang Jepang.
Keamanan kemudian terjamin dengan kombinasi 'tombak AS dan perisai Jepang'.
Namun, beberapa tahun belakangan ini situasi geostrategi Jepang memburuk terus-menerus.
China semakin asertif, dan Korea Utara tidak berhenti mengembangkan senjata misil dan nuklir mereka.
Jepang kemudian fokus dalam memperkuat perisai mereka melawan ancaman rudal dan misil.